Hate-Stalking Bisa Menyebabkan Depresi pada Remaja

By Marti, Kamis, 27 November 2014 | 17:00 WIB
Hate-Stalking Bisa Menyebabkan Depresi pada Remaja (Marti)

Enggak ada salahnya kalau kita mau kepo foto-foto liburan teman di Instagram. Selama untuk hal-hal positif, stalking di social media itu enggak salah, kok. Tapi, kalau stalking dengan maksud negatif itu beda cerita. Ada penelitian yang menemukan bahwa hate-stalking bisa menyebabkan depresi remaja!

(Baca juga Stalking: Dari Penasaran Hingga Obsesi)

Sekumpulan peneliti di American Academy of Pediatrics melakukan penelitian ke sejumlah remaja untuk melihat hubungan depresi dengan stalking di Facebook.

Berdasarkan penelitian itu, ditemukan kalau keseringan melakukan stalking apalagi didasari oleh rasa kesal dan marah, remaja akan rentan depresi. Bentuk-bentuk depresi akibat hate-stalking ini: perasaan terisolasi dan gampang menjadi melakolis alias murung, sedih, bermuram durja dan sebagainya.

(Baca juga 6 Tanda Kita Cewek Kepo)

Hmm, kalau kita pikir-pikir, setiap abis melakukan stalking kita jadi semakin penasaran dan ketagihan buat mencari tahu lebih. Semakin sering dan semakin dalam mencari tahun, kita jadi makin kepikiran kalau harapan enggak sesuai dengan kenyataan.

Contoh: sengaja kepoin mantannya pacar kita saat ini. Dari situ, kita jadi melihat foto-foto mereka saat masih pacaran dulu. Atau, status-status mesra yang pernah dibuat pacar kita dengan mantannya. Semakin sering kepo, kita jadi makin sakit hati melihatnya. Alhasil, kita jadi insecure dan mikir yang enggak-enggak tentang pacar kita.

(Baca juga Do's and Don'ts Kalau Pacar Barunya Mantan Kepo Sama Kita Lewat Socmed)

(nana, foto: hercampus.com)