Di musim sale dan menjelang Hari Raya, entah kenapa hasrat untuk belanja semakin menggila. Mulai dari barang yang memang dbutuhkan atau enggak hingga sekadar pengin beli tanpa alasan yang jelas. Ada sejumlah alasan psikologis yang bisa menjelaskan semua itu. semoga kita bisa lebih menahan diri dan mengurangi hasrat berbelanja ya.
Kayaknya semua orang tahu ya betapa marketing bisa mengerakan cewek untuk belanja. Ini enggak sekadar iklan yang muncul di televisi dan media masa lainya lho. Marketing bisa diartikan gimana barang itu dikemas sehingga jadi cantik dan lucu. Pikir baik-baik, apakah manfaatnya lebih besar dari pada sekadar bentuknya yang lucu? Gimana kalau barang itu enggak dibungkus dengan cantik, apa kita masih membutuhkannya?
Promo 'buy one get one free' adalah promo paling ampuh. Kalau kita tertarik dengan model promo ini, hitung dengan benar. Apa iya jatuhnya lebih murah atau malah sama aja? Cek kualitas barang, jangan-jangan itu barang yang sedikit cacat atau nyaris kadaluarsa?
Hati-hati dengan penempatan barang . Terutama di supermarket. Sejumlah cemilan, cokelat dan permen selalu diletakan dekat tangga atau kasir. Posisi ini adalah posisi yang mudah dilihat dan dijangkau tangan, sehingga tanpa sadar tangan konsumen mengambilnya. Padahal belum tentu butuh. Jadi saat ngabuburit di supermarket, tahan diri ya saat antri dekat kasir. Hi-hi-hi.
Suka heran kenapa kita yang enggak doyan belanja, begitu nemenin teman yang gila belanja, jadi ikutan belanja juga? Ini terjadi karena secara sadar atau enggak sadar, orang sering meniru mereka yang ada di dekatnya. Jadi hati-hati saat mau shopping, pilih teman belanja yang tepat. Baik dari segi kebiasaan dan kondisi keuangannya. Kita akan cenderung memberi merk dan barang yang sama mahalnya dengan teman belanja kita.
Emosi ikut berperan penting saat manusia berpikir dan bertindak. Manusia selalu mencari cara untuk memperbaiki moodnya. Shopping adalah salah satu cara untuk memperbaiki mood. Kenapa coba? Memiliki barang baru menimbulkan rasa dan sensasi yang menyenangkan. Riset membuktikan 51% orang merasa bahagia ketika shopping walau mereka membeli barang yang enggak dibutuhkan. Big no-no banget kalau lagi stress jalan-jalan ke mall. Apalagi kalau kita memang tipe cewek yang sulit menahan godaan sale. Kita bisa cara tempat lain untuk yang bisa menyalurkan rasa stress.
Setiap orang pasti punya kebiasaan, punya ritual. Contoh sederhana adalah, setiap nonton bioskop pasti harus makan popcorn. Nah, bila sejak kecil kita udah biasa shopping untuk mengisi waktu, secara enggak langsung membentuk diri kita seperti itu. Jadi saat senang, saat bete, saat enggak tahu mau ngapain, kita akan jalan-jalan ke mall dan belanja.
Jadi kalau mau mengurangi hobi shopping, kita harus mengubah kebiasaan ini. Pasti susah sih, karena pada dasarnya manusia enggak suka perubahan. Lakukan pelan-pelan. Kalau dulu tiap ke mall, pulang selalu bawa satu plastik penuh barang belanjaan. Mulai sekarang, latih tiap ke mall hanya beli satu barang. Setelah itu latih, enggak sama sekali ke mall. Cari kesibukan lain untuk mengantikan kebiasaan kita ke mall dan belanja.
(muti, foto: wallpaperest.com)