Kita terbiasa melontarkan lelucon dengan sahabat kita. Terkadang lelucon itu kita lakukan untuk menyerang orang lain atau perilaku bullying yang enggak sengaja. Apa saja tanda-tandanya saat lelucon berubah menjadi bullying?
Lelucon terkadang bisa menyerang dan memperlakukan seseorang. Saat kita melontarkan lelucon soal orang lain, tetap bersikap menjaga perasaan mereka. Karena terkadang lelucon kita bisa menyakiti, mereka.
Kita menganggap lelucon hanya lelucon, enggak lebih. Walaupun lelucon itu menyerang orang lain, kita enggak merasa hal ini sebagai masalah besar. Semua orang menjalaninya dan kalau dia marah berarti tandanya dia bukan teman yang seru buat bermain bersama. Coba deh, sekali-kali posisikan diri kita pada teman yang biasanya dijadikan lelucon dan ditertawakan oleh seluruh sahabat kita. Kita akan merasa sangat malu, dipermalukan, rendah diri dan sedih. Bullying tetap menjadi bullying, meski dilakukan sahabat terdekat kita sendiri. Saat kita merasa dipermalukan atau diserang meski lewat lelucon berarti kita menjadi korban bullying.
Saat kita menjadi korban bullying lelucon, hentikan dengan sikap yang dewasa dan pintar. Kalau kita terlihat emosi atau kesal, mereka akan tambah bullying kita dengan ejekan baru. Berusaha berpikir secara jernih dan sampaikan sikap enggak suka kita lewat gerakan tubuh. Atau kita bisa bilang kepadanya 'Oke, kali ini enggak ada yang lucu," dengan begitu mereka akan menyadarinya. Kalau mereka tetap melakukan ejekan atau lelucon terhadap kita. Tinggalkan tanpa berkata apapun. Supaya pelaku menyadari sendiri kalau perbuatannya sudah melewati batas.
(stefanie, foto: jezebel.com)