Nyeri ketika menstruasi kadang dianggap wajar. Padahal, beberapa tkita dapat mengindikasikan berkembangnya endometriosis. Apa sih hubungan endometriosis dengan nyeri ketika menstruasi?
Prof Dr dr Ali Baziad, SpOG(K), Kepala Divisi Endokrinologi Reproduksi Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUI/ RSCM, yang disampaikan pada acara "Terobosan Terbaru: Bebas Nyeri Endometriosis" di Jakarta, menjelaskan soal ini.
Penyakit kronis di mana jaringan pelapis rahim (endometrium) ditemukan di bagian lain dalam tubuh. Jaringan ini membentuk lesi endometriosis. Endometriosis paling sering ditemukan di indung telur atau organ lain dalam panggul.
Dalam kasus yang lebih serius, lesi endometriosis dapat ditemukan di paru-paru dan enggak. Tapi, angkanya memang masih terbilang jarang.
Jaringan endometrium yang berada di luar rahim beraksi terhadap perubahan hormon selama siklus menstruasi. Akibatnya, jaringan tersebut tumbuh dan menyebabkan peradangan serta pembentukan jaringan parut, yang akan menimbulkan nyeri.
Gejala yang umum dirasakan penderita endometriosis: * Nyeri panggul kronik * Nyeri pada saat atau sesudah beraktivitas seksual * Nyeri perut bagian bawah pada masa menstruasi dan nyeri punggung
Nyeri karena endometriosis sangat melelahkan fisik dan mental, sehingga dapat mempengaruhi ruang gerak cewek. Lebih lanjut, kondisi ini akan berpengaruh pada produktivitas kerja maupun saat menyelesaikan tugas-tugas rumah. Selain itu, berakibat juga pada kehidupan ekonomi karena tentu butuh biaya saat mendiagnosis dan mengobatinya.
Diperkirakan, sekitar 1 dari 10 cewek usia subur mengalami endometriosis. Faktor-faktor risiko lainnya adalah sebagai berikut: 1. Adanya riwayat endometriosis dalam keluarga 2. Berada pada usia yang sangat muda saat menarche (pertama kali menstruasi). 3. Perdarahan menstruasi yang banyak atau lebih lama dalam satu siklus.