Bukan hanya orang dewasa yang rentan terhadap depresi. Remaja pun seringkali terkena depresi. Dan, beberapa di antaranya berakhir pada keputusan bunuh diri. Beberapa bulan belakangan, di Indonesia terdapat beberapa kasus bunuh diri yang terjadi pada remaja. Sayangnya, tidak ada penjelasan lebih lanjut di balik tindakan ini, tapi sepertinya depresi menjadi salah satu alasan kenapa banyak remaja yang memutuskan untuk bunuh diri. Semoga jumlah kasus ini enggak bertambah banyak ya, girls.
Bulan Desember 2013 kemarin, di Bali, tepatnya di Buleleng, ditemukan dua kasus bunuh diri yang dilakukan oleh remaja di saat yang hampir bersamaan di tempat berbeda. Pertama, seorang remaja bernama Kadek Candra Putra Gunawan yang berusia 16 tahun meninggal karena meminum cairan potasium. Kadek Candra sempat ditemukan oleh keluarganya saat muntah-muntah dan tidak lama kemudian meninggal dunia. Dari hasil olah TKP, polisi menemukan secarik kertas berisi pesan korban kepada pacarnya, Dina, agar datang ke pemakamannya.
Tiga jam sebelumnya, juga terjadi kasus bunuh diri yang dilakukan ketut Sutama Widiasa yang baru berumur 14 tahun. Ketut mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamarnya di Banjar Dinas Tegal, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan. Sebelumnya, diketahui kalau Ketut memukul ibunya dengan sekop. Tapi, dari hasil medis tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada korban sehingga ditetapkan murni sebagai kasus bunuh diri.
Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 15 Januari 2014, seorang remaja 18 tahun bernama Fransiskus ditemukan bunuh diri di kamarnya di Gang Fajar IV no 5 Kelurahan Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Menurut orangtuanya, Fransiskus nekat bunuh diri karena orangtuanya enggak memberikan uang untuk membeli softlens. Fransiskus sebelumnya sempat dinasihati oleh tetangganya untuk tidak marah kepada orangtuanya, tapi Fransiskus bertambah murung dan mengurung diri di kamar serta enggak mau makan. Pagi harinya, Fransiskus ditemukan meninggal dunia dalam keadaan gantung diri.
Satu lagi kasus bunuh diri ditemukan di Medan tanggal 18 Januari 2014 kemarin. Seorang remaja bernama Fahri Husni yang berusia 16 tahun ditemukan gantung diri di kamar mandi rumahnya. Diduga pemicunya adalah masalah pecintaan. Menurut kakeknya, sebelum bunuh diri Fahri sempat menulis surat kepada pacarnya. Salah seorang teman Fahri, Iqbal, juga sempat mengirim pesan singkat kepada beberapa teman dekatnya berisi ucapan "selamat tinggal". Menurut pihak kepolisian, kasus ini murni bunuh diri karena frustasi dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Kasus-kasus ini membuat kita lebih berhati-hati lagi dan peduli terhadap tanda-tanda frustasi. Dan, segera mencari pertolongan agar tetap berpikir jernih.
(iif. foto: healthydunia.com)