Daripada mengsosiasikan sukses dengan kaya atau terkenal, lebih baik kita mengasosiasikan sukses sebagai bahagia dengan apa yang sudah kita miliki dan yang sedang kita perjuangkan. Hal ini bisa membantu kita terhindari dari perasaan benci ini, girls.
Ada pepatah yang bilang kalau kata-kata lebih tajam dari pisau. Itu benar banget, girls. Jadi sebaiknya kita berpikir matang-matang dulu sebelum berbicara. Selalu ingatkan diri sendiri untuk segera berhenti kalau pengin melontarkan komentar negatif. Bayangkan diri kita berada di posisi orang yang kita benci. Pastinya kita akan merasa sakit hati dengan komentar negatif itu, kan?
Selain itu, kita juga harus memikirkan apa yang akan kita katakan saat berdiri berhadap-hadapan dengan orang yang kita benci? Apakah kita sanggup mengatakan semua komentar negatif itu? Biasanya, sih, enggak. Karena kebanyakan hater bersembunyi di balik komputer, gadget, atau orang lain. Jadi, meski kita enggak berhadap-hadpaan langsung, tetaplah pikirkan apa yang akan dirasakan orang itu akibat komentar negatif kita.
Kalau semua cara di atas belum berhasil, sebaiknya kita menghindar atau minimal, bertemu sesedikit mungkin dengan orang atau hal yang kita benci. Jika misalnya kita membenci teman sekolah, jangan datangi tempat dia biasa nongkrong. Karena biasanya seorang hater akan sengaja menghampiri orang yang dibencinya agar bisa melampiaskan kebenciannya itu.
Begitu jika jika kita membenci musik, film, atau serial televisi. Bahkan, artis yang kita benci. Jangan sengaja menonton, mendengarkan, atau mencari berita tentangnya. Seorang hater justru yang biasanya paling rajin update tentang hal yang dibencinya sehingga punya 1001 komentar negatif yang bisa dilontarkan. Akibatnya, kita jadi dikelilingi energi negatif, girls. Sebaiknya, pilih hal atau kegiatan yang kita sukai karena kita enggak perlu membuang waktu untuk memikirkan hal jelek tentang orang yang kita benci.
(iif. foto: dailymail.co.uk)