Rasa iri wajar dialami setiap orang. Yang jadi masalah adalah jika kita sudah kelewatan membenci orang karena iri ini. Masalahnya, kita suka enggak sadar sudah jadi seorang hater.
Hater bukan hanya membenci orang lain yang kita kenal aja, girls. Seorang hater juga bisa membenci musik, film, serial televisi, bahkan artis yang hanya dikenal melalui media massa. Setelah melihat tanda-tanda seorang hater ini, kita bisa introspeksi diri. Dan, sebelum terjerumus jadi hater, kita bisa mengantisipasinya dengan cara ini, girls.
Pertama-tama kita bisa meluangkan waktu untuk berpikir, kenapa, sih, kita sampai membenci seseorang atau sesuatu? Kemungkinan semua perasaan itu berasal dari iri. Ketika membenci seseorang, bisa saja yang kita benci sebenarnya bukanlah orangnya, melainkan apa yang dimilikinya dan pencapaiannya.
Seperti ketika kita membenci seorang artis. Kita bisa menanyakan pada diri sendiri, apa yang membuat kita membencinya? Mungkin saja kita punya keinginan untuk bisa menjadi seperti dia sehingga ketika enggak berhasil, kita membencinya. Dengan mengetahui alasan ini, kita bisa mengambil tindakan untuk berhenti membenci. Dan tentunya mulai berusaha lebih keras lagi untuk merebut impian sehingga berhasil seperti orang yang kita benci.
Sebelum menjadi seorang hater, kita harus meyakini bahwa bentuk kesuksesan setiap orang itu berbeda. Sehingga, kita bisa berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kita harus yakin bahwa kita enggak butuh membenci orang lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Kita harus bisa mendefinisikan seperti apa, sih, sukses itu? Apakah jadi juara umum, populer di sekolah, memenangkan semua lomba, jadi terkenal, atau cukup merasa bahagia dengan yang sudah kita dapatkan? Karena dengan mendefinisikan kesuksesan ini, kita bisa fokus berusaha untuk mewujudkannya.
Daripada mengsosiasikan sukses dengan kaya atau terkenal, lebih baik kita mengasosiasikan sukses sebagai bahagia dengan apa yang sudah kita miliki dan yang sedang kita perjuangkan. Hal ini bisa membantu kita terhindari dari perasaan benci ini, girls.
Ada pepatah yang bilang kalau kata-kata lebih tajam dari pisau. Itu benar banget, girls. Jadi sebaiknya kita berpikir matang-matang dulu sebelum berbicara. Selalu ingatkan diri sendiri untuk segera berhenti kalau pengin melontarkan komentar negatif. Bayangkan diri kita berada di posisi orang yang kita benci. Pastinya kita akan merasa sakit hati dengan komentar negatif itu, kan?
Selain itu, kita juga harus memikirkan apa yang akan kita katakan saat berdiri berhadap-hadapan dengan orang yang kita benci? Apakah kita sanggup mengatakan semua komentar negatif itu? Biasanya, sih, enggak. Karena kebanyakan hater bersembunyi di balik komputer, gadget, atau orang lain. Jadi, meski kita enggak berhadap-hadpaan langsung, tetaplah pikirkan apa yang akan dirasakan orang itu akibat komentar negatif kita.
Kalau semua cara di atas belum berhasil, sebaiknya kita menghindar atau minimal, bertemu sesedikit mungkin dengan orang atau hal yang kita benci. Jika misalnya kita membenci teman sekolah, jangan datangi tempat dia biasa nongkrong. Karena biasanya seorang hater akan sengaja menghampiri orang yang dibencinya agar bisa melampiaskan kebenciannya itu.
Begitu jika jika kita membenci musik, film, atau serial televisi. Bahkan, artis yang kita benci. Jangan sengaja menonton, mendengarkan, atau mencari berita tentangnya. Seorang hater justru yang biasanya paling rajin update tentang hal yang dibencinya sehingga punya 1001 komentar negatif yang bisa dilontarkan. Akibatnya, kita jadi dikelilingi energi negatif, girls. Sebaiknya, pilih hal atau kegiatan yang kita sukai karena kita enggak perlu membuang waktu untuk memikirkan hal jelek tentang orang yang kita benci.
(iif. foto: dailymail.co.uk)