Hampir setiap orang pasti pernah berbohong, ada kebohongan yang memang sudah direncanakan dan ada pula yang terjadi secara spontan. Namun, sebagai orang awam, kita enggak bisa membedakan mana orang yang sedang berbohong dengan orang yang memang berkata jujur.
Orang yang berbohong biasanya identik dengan sejumlah bahas tubuh tertentu. Sehebat-hebatnya orang yang lagi berbohong, mereka enggak akan bisa menutupi gerak-gerik yang terjadi secara alamiah pada tubuh ketika seseorang sedang berbohong.
Gerakan ini yang paling sering dilakukan ketika seseorang sedang berbohong. Menutup mulut merupakan gerak refleks yang terjadi dengan sendirinya karena pada saat itu, tanpa disadari otak menyuruh tangan untuk menghentikan kata-kata bohong yang diucapkan. Biasanya, selagi menutup mulut, seorang pembohong akan pura-pura batuk, padahal dia lagi enggak terserang penyakit ini, hi-hi-hi!
Gerakan refleks lainnya yaitu mengusap hidung. Orang yang sedang berbohong dengan sendirinya akan mengusap bagian bawah hidungnya baik secara lambat atau cepat. Menurut penelitian, saat berbohong, ujung saraf halus dalam hidung akan terasa gatal. Waduh!
Ada sebuah pepatah mengatakan kalau mata adalah jendela hati. Ini karena mata enggak bisa bohong. Mata bisa menceritakan suasana hati saat kita sedang senang atau sedih, termasuk ketika sedang berbohong. Ketika berbohong, mata akan melihat ke arah lain, bisa ke atas, ke bawah, ke kiri, dan ke kanan. Pokoknya sebisa mungkin mata enggak akan berani menatap ke arah lawan bicaranya.
Pada saat berbohong, saraf-saraf pada leher akan terasa gatal. Maka dari itu, ketika berbohong, seseorang akan refleks menggaruk lehernya menggunakan jari telunjuk. Hal ini menunjukkan adanya keraguan dengan perkataan yang telah dia ucapkan.
(tia, foto: mostphotos.com)