Banyak cara menyembuhkan fobia, misalnya dengan pergi ke dokter, terapi ataupun obat-obatan. Tapi yang paling baik adalah mencoba menyembuhkannya dengan cara self treatmen atau usaha sendiri. Awalnya enggak gampang, tapi bukan berarti enggak mungkin berhasil.
Hadapi fobia secara bertahap dan berulang
Wajar kalau kita selalu ingin menghindari hal yang bikin takut. Tapi kalau pengin sembuh, wajib dihadapi. Menghindar cuma memberi rasa aman sesaat dan jadi enggak sadar kalau sebenarnya hal itu enggak semenakutkan atau semembahayakan yang kita pikir. Kita juga jadi enggak belajar mengontrol diri saat terjabak dalam situasi itu. Alhasil fobianya jadi tambah parah.
Cara yang efektif adalah dengan menghadapi fobia secara bertahap dan berulang-ulang. Dalam proses ini, perlahan kita akan belajar mengeluarkan rasa takut dari dalam diri hingga akhirnya hilang. Agar sukses, buat rencana yang detail. (contoh untuk yang fobia anjing) :
- Beranikan diri untuk sering melihat gambar anjing untuk waktu yang lama atau menonton film tentang anjing.
- Beranikan diri berjalan melewati anjing, dengan catatan anjing tersebut ada yang menjaga.
- Mulai mendekati anjing, misalnya anjing peliharaan teman kita. Mulai amati dan dekati.
- Setelah berani berada di dekat anjing dalam waktu cukup lama, barulah mulai beranikan diri untuk menyentuh anjing.
Menenangkan diri
Begitu rasa takut menyerang langsung panik dan nafas mendadak pendek. Coba duduk dengan nyaman, tarik nafas panjang melalui hidung selama empat hitungan, tahan hingga hitungan ke tujuh dan keluarkan perlahan lewat hidung. Lakukan setidaknya lima menit sampai nafas kembali normal.
Lawan pikiran negatif
Fobia selalu menimbulkan pikiran negatif. Misalkan fobia ruang sempit jadi enggak mau naik lift. Pikiran negatif yang muncul:
- "Lift itu terlalu sempit dan pengap, bisa-bisa aku enggak bisa nafas", "Pasti saat aku naik, lift itu akan mati dan aku terjebak, enggak ada yang menolong, kehabisan oksigen dan bisa-bisa mati." Hal ini haru dilawan dengan berpikir logis kaya:
- "Aku melihat banyak orang yang masuk dan keluar dari lift itu. Semuanya sehat, enggak ada yang sesak nafas atau pingsan karena sempit" atau "Lift ini baik-baik saja, kalaupun bermasalah, ada alarm tanda bahaya dan cctv, jadi petugas penolong pasti cepat datang."
Ingat juga kalau kita pernah ada dalam situasi seperti itu sebelumnya, dan enggak terjadi sesuatu yang buruk. Terus enggak ada salahnya membandingkan diri dengan orang lain yang tetap baik-baik saja saat berhadapan dengan hal yang menyebabkan fobia kita. Kalau mereka bisa baik-baik saja, kenapa kita enggak.
(aisha, foto: dok. serenitywellnessspa.webs.com)