Cewek Keren: Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com

By Debora Gracia, Selasa, 9 Agustus 2016 | 03:42 WIB
Cewek Keren: Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com (Debora Gracia)

Sejak kenal dan jatuh cinta pada internet sejak 20 tahun lalu, Ibu Shinta sudah bertekad untuk menggelutinya. Ia percaya internet akan menjadi media yang powerful. Dari awalnya menawarkan jasa desain website, Ibu Shinta pun merintis bisnis agensi digital Bubu.com yang kini berkembang jadi yang terdepan di Indonesia dengan klien-klien ternama dari seluruh nusantara dan mancanegara. Selain itu, Ibu Shinta jugalah yang memulai Bubu Awards, sebuah ajang penghargaan bagi pegiat industri digital Indonesia, dan mengembangkannya menjadi IDByte yaitu event digital terbesar di Indonesia yang jadi platform untuk berbagi pengetahuan bagi para pegiat digital. (audrey)

Berawal saat saya memulai pendidikan S2 saya di Amerika. Karena S2 saya tidak dibiayai orangtua, saya harus mencari dana sendiri. Akhirnya saya diterima sebagai Graduate Assistant, yaitu saya harus bekerja paruh waktu di lab komputer. Saya belajar tentang komputer dan internet, sebelumnya saya hanya menggunakan komputer untuk program menggambar arsitektur. Saya kagum pada teknologi internet, karena bisa melihat halaman yang sama dengan teman saya di negara lain, tanpa batasan waktu atau lokasi. Sejak itu, saya jatuh cinta dengan internet dan saya percaya internet akan menjadi media yang sangat powerful. Setelah lulus MBA, saya kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan management consultancy, tapi setiap pulang kantor saya akan langsung lari ke komputer dan belajar cara membuat website. Menyadari bahwa ini adalah passion saya, maka saya memberanikan diri untuk membangun perusahaan web design, walaupun saat itu internet masih belum dikenal masyarakat banyak. Tapi saya ingin mengenalkan internet kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia, karena akan membantu mereka dikenal di ranah global. Dengan kepercayaan tersebut, maka saya mulai berkecimpung di industri teknologi, dan sudah berjalan 20 tahun hingga sekarang.

Tentunya, sebagai entrepreneur pasti pernah mengalami berbagai highs and lows. Ketika baru memulai Bubu, entah sudah berapa kali proposal saya ditolak. Tantangan pada saat itu adalah, selain menjual sebuah jasa, saya juga harus mendidik para pebisnis mengenai internet. Banyak yang tidak percaya pada internet, namun saya harus tetap berusaha membuat mereka percaya seperti saya. Sejak awal, saya selalu membiasakan diri untuk THINK BIG. Walaupun masih dalam tahap awal, tapi saya membangun Bubu agar menjadi perusahaan terdepan dan berkelas dunia. Ketika menghadapi tantangan, saya terus mengingatkan diri sendiri akan goal saya untuk Bubu.