7 Hal Mengejutkan Soal Pacaran dari Mereka yang Enggak Pernah Pacaran Sama Sekali

By Sintia Astarina, Senin, 2 April 2018 | 23:30 WIB
Tips Menghadapi Pacar Yang Suka Mengatur (Sintia Astarina)

Senangnya punya pacar yang bisa nemenin kita ke mana-mana, jadi tempat curhat pertama kita, juga bisa mendukung hal-hal positif yang kita suka. Hanya saja, hal ini sering membuat kita terlalu fokus dengan si dia sampai-sampai kita mengabaikan gimana pendapat orang lain tentang hubungan kita.

Sekali-kali perlu lho, mendengarkan perspektif orang lain soal hubungan kita, tertutama dari mereka yang belum pernah pacaran sama sekali. Contohnya, seperti 7 hal mengejutkan berikut ini.

Girls, penting untuk diingat, kalau ada cowok yang suka sama kita, dia akan meluangkan waktunya meskipun dia sibuk. Kalau lagi jalan berdua pun, kita dan dia juga akan menunjukkan ketertarikan satu sama lain. Bahkan, enggak jarang kita saling kode-kodean buat nunjukkin kalau kita dan dia memang punya perasaan yang sama.

Ini sangat wajar, terlebih karena usia kita masih muda. Yang namanya pacaran itu adalah pendekatan untuk mengenal satu sama lain dan enggak dimungkiri kalau pacaran memberikan kita banyak keuntungan. Namun, kalau kita atau dia enggak pengin lanjut ke jenjang yang lebih serius, it’s okay. Bukan berarti juga kita main-main sama hubungan yang sekarang, kan?

Masih ada hal-hal penting lain yang bisa kita pikirkan dan lakukan. Misalkan, kuliah di Perguruan Tinggi Negeri favorit, kerja di perusahaan bergengsi, jalan-jalan ke tempat seru, dan masih banyak lagi.

Kita enggak bisa memutuskan untuk berada dalam suatu hubungan, lalu tiba-tiba berhenti berjuang untuk orang yang kita sayang. Ingat, pas lagi pacaran, kita dan dia saling memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungan. Entah supaya terhindar dari rasa jenuh, terhindar dari perkara-perkara kecil, bahkan supaya kita jauh-jauh dari kata putus.

Kita bakal melakukan apa aja untuk memperjuangkan orang yang kita sayang. Misalnya, kita enggak suka film action, sedangkan cowok kita suka. Pada akhirnya, kita mulai belajar mengalah dengan menyukai film-film yang bukan selera kita. Kadang, demi orang lain, kita rela banget buat enggak jadi diri sendiri.