22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu karena di tanggal tersebut, tepatnya di tahun 1928, diadakan Kongres Perempuan Indonesia untuk pertama kalinya di Yogyakarta. Di dalam kongres ini, banyak perempuan yang hadir. Tujuannya adalah untuk menyatukan pikiran dan semangat perjuangan untuk menuju kemerdekaan. Setidaknya ada 30 organisasi perempuan di 12 kota di Jawa dan Sumatra yang berkumpul di kongres perempuan pertama ini. Berikut 10 tokoh perempuan keren di balik perayaan hari ibu dan memegang peranan penting di kongres perempuan Indonesia pertama ini.
Baca di sini untuk melihat fakta sejarah kalau Hari Ibu bukanlah hari tentang ibunda.
Salah satu pelopor kongres perempuan pertama ini adalah organisasi Wanito Oetomo yang berdiri tahun 1920. Di kongres perempuan ini, ada dua orang anggota Wanito Oetomo yang hadir, yaitu Ismoediati dan R.A Soekonto. Namun, organisasi bubar pada masa pendudukan Jepang karena semua organisasi yang didirikan di tahun R.A Soekonto sendiri saat itu menduduki jabatan sebagai ketua kongres, sementara Ismudiati menjadi anggota kongres.
Selain Wanito Oetomo, organisasi perempuan lain yang juga mendorong terjadinya kongres perempuan adalah Poetri Indonesia, yaitu organisasi khusus guru perempuan. Di kongres perempuan ini, Poetri Indonesia diwakili oleh dua orang, yaitu Soenarjati dan Soejatin. Ibu Soejatin Kartowijono sendiri merupakan sosok penting di kongres ini dan sudah lama bergerak di bidang isu-isu perempuan, tepatnya setelah beliau terinspirasi dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Beliau sendiri sudah mulai berorganisasi sejak umur lima belas tahun. Soejatin juga sering mengungkapkan gagasannya tentang pendidikan dan perempuan lewat tulisan yang diterbitkan di majalah milik Jong Java.