Ada yang bilang kalau , kamu setuju enggak dengan pernyataan tersebut? Yang namanya sahabat pasti sudah mengenal kita lebih dari sekadar teman biasa, pula sudah sering menghabiskan waktu bersama. Ketika ada salah satu diantara kita atau sahabat yang jatuh cinta, lalu memilih untuk jadian, bayangan pertamanya pasti bakalan indah banget.
Ya, iya, sudah dekat duluan jadi enggak perlu saling jaim lagi. Sebenarnya kalimat itu benar banget. Jadian sama sahabat itu ibarat dapat kebahagiaan sepaket. Menghabiskan waktu dengan orang yang kita sayang dan enggak perlu berpura-pura jadi orang lain ketika bareng dia. Karena dia sudah tahu kebiasaan aneh kita, dan kita pun tahu apa yang jadi kebiasaan dia.
Semua terasa menyenangkan sampai kalian akhirnya berantem dan mungkin saja, berakhir dengan kata putus. Namanya pacaran pasti ada putusnya. Setelah itu, apa yang akan terjadi? Apakah kamu dan mantan bisa tetap jadi sahabat lagi?
Well, tunggu dulu. Ada banyak perubahan yang terjadi ketika kita putus dengan cowok, yang dulunya jadi sahabat kita. Mungkinkah mantan pacar juga berakhir jadi mantan sahabat?
Sebelumnya intip juga: Enggak Perlu Galau Karena Belum Dapat Pacar, Ini 5 Tanda Kita Memang Belum Siap Pacaran
Cerita Mereka
“Aku punya sahabat cowok dari kelas 1 SMA, kita itu dekat banget. Setiap dia pacaran atau putus pasti langsung ceritanya sama aku, aku sampai hafal semua nama mantannya. Tiga tahun sahabatan, tiga tahun saling kenal, enggak pernah berpikir bakalan jadian sama dia. Kayak aneh banget gitu enggak sih? Jadian sama sahabat sendiri. Ya, tapi waktu itu mikirnya bakalan senang-senang terus. Kenyataannya enggak selalu begitu. Jadian malah hanya setahun, dan setelah itu jadi kayak orang asing di mata dia. Menyesal sih, kenapa dulu pacaran. Sedihnya tuh double, sedih putus dari pacar dan sedih kehilangan sahabat.” (Adelina, 21 tahun)
“Aku selalu menghindari jadian sama sahabat sendiri, alasannya ya simple, takut kalau putus nanti jadi enggak dekat lagi. Tapi ternyata, kejadiannya malah semakin buruk. Jadi sahabatku ngajak aku jadian tapi aku menolaknya karena aku enggak mau. Aku pikir kita bakalan tetap bisa berhubungan baik-baik, ternyata enggak. Dia menjauh dari aku, sedih sih. Aku jadi kehilangan sahabat sendiri. Duh, enggak mau lagi ngalamin yang kayak gitu.” (Fera, 18 tahun)
Sampai batasan mana kita tahu kalau kita suka beneran sama sahabat atau kita hanya sayang sebagai sahabat? Momen ketika kita merasa kehilangan kalau dia enggak ada, momen ketika selalu mengharapkan kabar dari dia, momen ketika kita cemburu kalau dia dekat dengan cewek lain, itu namanya kita suka beneran dengan sahabat.
Tapi kalau kita memang sayang sebagai sahabat, kita bakalan tetap bahagia dia pacaran dengan siapapun. Kita enggak mencari dia setiap waktu, mungkin kita bakalan butuh dia ketika mau curhat atau jalan, tapi enggak mengharapkan kabar dari dia setiap waktu.
Ketika kita memilih untuk jadian dengan sahabat sendiri, karena kita tahu sayang sama dia lebih dari sekadar sahabat, kita pun harus siap dengan konsekuensi yang terjadi setelahnya. Pacaran dengan sahabat akan jadi menyenangkan tapi juga sangat menyakitkan harus ada kata putus.
Sudah siap kita kehilangan sahabat dan pacar sekaligus? :