Begitu banyak peristiwa alam, kejadian perang dan peristiwa-peristiwa menyedihkan lainnya yang terjadi di berbagai belahan dunia. Karena peristiwa-peristiwa ini juga beberapa tempat jadi tempat kumpulan kerang manusia. Entah itu terjadi secara enggak sengaja atau memang direncanakan. Ada beberapa tempat yang sekarang jadi menyeramkan karena menyimpan banyak kerangka manusia.
Baca juga: 6 Kejadian Horor Nyata yang Pernah Terjadi Tanggal 13 Hari Jumat atau Friday The 13
Tahun 79 sebelum masehi gunung Vesuvius meletus dan mengalirkan lahar panas. Lahar ini berhasil menyapu habis seluruh penduduk di kota Pompeii. Mayat mereka dalam waktu singkat tertutup oleh debu setinggi 6 meter. Setelah mayat ini tertutup oleh debu, seorang penggali situs sejarah, Giuseppe Fiorelli mendapat ide untuk mengisi tulang-tulang mayat yang sudah rusak dan bolong ini dengan semen dan membiarkan semuanya berada pada posisi terakhir saat korban meninggal. Jadilah sampai sekarang kalau kita berkunjung di Pompeii kita bisa melihat seperti apa mayat yang sudah tertutup debu vulkanik itu.
Tahun 1942 seorang penjaga hutan di Uttarakhand - India tanpa sengaja menemukan sebuah sebuah danau yang ternyata dipenuhi oleh tengkorak manusia. Enggak ada yang tahu bagian mana sejumlah kerangka itu bisa berada di danau Roopkund yang lokasinya berada di ketinggian 5,028 meter ini. Di tahun 2004 penelitian berhasil mendata kalau kerangka yang ada disitu berasal dari 850 sebelum masehi. Karena tidak ditemukan luka akibat senjata, diperkirakan mayat –mayat tersebut adalah sekelompok pengembara yang terjebak badai dan terkena lemparan batu ice sebesasar 23 sentimeter.
Sebagai salah satu pegunungan tertinggi dan jadi tujuan banyak pendaki, pengunungan Everest sudah banyak memakan banyak korban pendaki yang ingin menaklukan tempat ini. Cuaca yang dingin, kemiringan yang luar biasa membuat Everet jadi tempat yang paling mematikan. Banyak penjelajah dan pendaki meninggal di tengah jalan sebelum mencapai puncak. Tercatat di tahun 2015 ada sekitar 200 mayat yang tersebar di ketinggi 8,848 meter. Beberapa mayat sudah tertutup oleh salju tapi ada juga sebagian ditutup dengan tumpukan batu .
Sebuah suku Anga di daerah Aseki – Papua Nugini memiliki tradisi mengasapi mayat dengan api kecil selama 30 hari dan setelah itu melumurinya dengan tanah liat mereka. Proses ini membuat bakteri dan mayat enggak membusuk sehingga bisa diawetkan selama bertahun-tahun. Mummi ini kemudian di letakan di lereng khusus. Suku ini percaya arwah orang yang sudah meninggal akan gentayangan kalau tubuh mereka enggak dijaga. Mereka juga masih sering berbicara dan meminta nasehat pada mumi-mumi ini.