Cemburu Itu Wajar, Tapi Jangan Sampai Menyakiti Orang Lain Apalagi Teman Sendiri

By Debora Gracia, Senin, 5 Maret 2018 | 08:00 WIB
Cemburu Itu Wajar, Tapi Jangan Sampai Menyakiti Orang Lain Apalagi Teman Sendiri (Debora Gracia)

Akhir pekan lalu, tersiar berita tentang seorang mahasiswa sebuah universitas di Bandung, berinisial AA berusia 18 tahun yang mengalami penganiayaan oleh temannya sendiri. Pelaku berjumlah 4 orang yang berada satu universitas dengan AA.

AA mengalami luka memar dan lebam pada wajahnya, luka bakar bekas disundut oleh rokok, serta luka cakar di tangan kanan dan kirinya. Enggak hanya itu, ia juga dipaksa memberikan uang padahal saat itu ia hanya memiliki uang 100 ribu rupiah.

Menjadi mengejutkan karena akhirnya diketahui alasan penganiayaan kepada AA tersebut. AA dianiaya oleh temannya karena ia meng-follow akun Instagram milik gebetan temannya yang merupakan salah satu pelaku, yaitu MS.

Kecemburuan menyebabkan MS gelap mata hingga menganiaya temannya sendiri. Padahal bisa saja itu hanya emosi sesaat, yang berakhir dengan tindakan hukum dan tahap baru yang harus dilalui.

Tentu kalau kita membaca dan mendengar berita ini, muncul berbagai pertanyaan di benak kita. Mengapa baru jadi gebetan saja sudah sebegitu cemburunya? Padahal belum tentu pula gebetan bisa menjadi pacar kita.

Kalaupun kita berada pada posisi dimana teman kita sendiri menggebet cowok yang kita suka, apa yang harus kita lakukan?

(Baca juga: chat cowok yang menunjukkan dia naksir)

“Menurutku kasus penganiayaan mahasiswi oleh teman-temannya itu juga terjadi enggak hanya cemburu, mungkin saja karena provokasi dari lingkungannya juga untuk melakukan hal seperti itu. Kalau aku sendiri pernah jadi mantan aku jadian sama temanku, padahal kami baru banget putusnya. Cemburu sih wajar, ya, tapi ya mau gimana lagi kan? Aku palingan hanya curhat ke teman terdekatku dan enggak bikin aksi apa-apa kayak ngelabrak. Berusaha saja untuk berdamai dengan keadaan. Apalagi kalau baru gebetan malah enggak bisa apa-apa, karena gebetan bebas dan punya hak untuk dekat dengan siapapun, termasuk teman kita sendiri.” (Lisa, 20 tahun)

"Kalau teman sendiri dekat dengan gebetan yang lagi kita suka banget, rasanya memang enggak enak banget! Pengin marah tapi enggak bisa, jadinya cuma bisa mendumel dalam hati. Aku sih enggak akan ngomomg langsung karena cowok itu baru gebetan bukan pacar, tapi juga enggak menjauhi temanku tersebut. Lama-kelamaan juga bakalan bisa merelakan sih, walaupun memang susah." (Ina, 18 tahun)

Kita harus bisa mengatur emosi ketika mengalami suatu hal di luar harapan kita, termasuk rasa cemburu ketika teman kita sendiri dekat dengan gebetan apalagi kalau sampai beneran jadian. Bisa saja rasa cemburu juga muncul karena kita merasa kalah saing dan kurang menarik dengan teman, hingga kita men-cap dia sebagai ‘teman yang suka makan teman sendiri’.

Baca juga: 

Intinya, kalau teman kita mendekati gebetan yang lagi kita incar banget, enggak perlu dibawa emosi. Percaya deh, cowok yang lebih baik akan menerima kita di hatinya tanpa perlu kita repot-repot cemburu enggak jelas. Rasa sakit hati, marah, cemburu, dan kecewa itu bisa jadi hal yang negatif atau positif, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Terbukti banyak musisi yang menghasilkan lagu super galau yang menyayat hati ketika ia patah hati atau penulis novel yang melahirkan novel best-seller karena dibikin saat dia sedang patah hati. Itu karena mereka mampu memakai rasa sakit hatinya untuk hal yang lebih positif. Kita pun harusnya bisa belajar dari hal-hal yang positif juga.