Bagaimana dan untuk apa kita menggunakan uang, sepenuhnya adalah keputusan kita. Tapi kadang kita suka enggak sadar kalau kita menghabiskan uang dengan belanja cuma karena emosi sesaat.
Menurut Ryan Howell, PhD dari Psychology Today, emotional spending adalah kegiatan seseorang yang membelanjakan uangnya saat emosi mereka lagi enggak bagus. Coba lihat enam tanda di bawah ini, buat cari tahu apa kita termasuk salah satunya:
Belanja memang termasuk salah satu kegiatan yang menyenangkan, entah itu langsung di toko atau via online. Tapi coba ingat-ingat lagi, apa kita belanja setelah dapat nilai ujian jelek, atau setelah berantem sama sahabat? Kalau iya, artinya kita menggunakan belanja sebagai bentuk pelarian dari masalah yang sedang kita hadapi.
Pernah enggak, kita beli baju karena modelnya sedang trend? Atau beli sneakers supaya bisa dapat pujian dari teman? Kadang secara enggak sadar kita membeli barang yang sebenarnya enggak kita butuhkan atau enggak “kita banget” cuma demi bisa diterima dalam suatu kelompok tertentu, lebih disukai, atau menunjukkan status sosial ekonomi kita. Padahal pada akhirnya yang akan dirugikan dengan pola pikir kayak gini bukan cuma diri kita sendiri, tapi juga isi dompet kita.
Enggak ada yang salah dengan membuat perubahan pada diri sendiri, atau menggunakan baju dan gaya rambut sebagai bentuk ekspresi diri. Tapi sebelumnya, coba refleksi dulu, kita melakukannya karena memang butuh, atau karena ada sesuatu dari diri kita yang enggak kita sukai? Kalau jawabannya yang terakhir, membeli baju satu lemari atau sering gonta-ganti model rambut bukan jawabannya, girls. Yang lebih kita butuhkan sebenarnya adalah belajar untuk menghargai apa yang kita miliki dan lebih mencintai diri kita apa adanya.