Curhat Cewek yang Punya Pacar Penderita Bipolar Disorder & Sering Dimarahi Tanpa Sebab

By Kinanti Nuke Mahardini, Senin, 26 Maret 2018 | 13:10 WIB
foto: soompi.com (Kinanti Nuke Mahardini)

Girls, pernah bayangin enggak kalau cowok yang kita suka atau sudah jadi pacar ternyata mengidap gangguan bipolar disorder? Kepada cewekbanget.id, Mawar (bukan nama sebenarnya) telah pacaran dengan cowoknya ini selama 2 tahun. Yuk ikuti curhat cewek yang punya pacar penderita Bipolar Disorder dan sering dimarahi tanpa sebab.

“Pengalaman ini aku alami saat aku berusia 17 tahun hingga saat ini. Awalnya, aku tidak mengerti kenapa pada saat-saat tertentu dia begitu berubah.”

Saat bertemu dengannya pertama kali, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku yakin dia juga merasakan hal yang sama. Kami mulai pendekatan sekitar 5 bulan dan akhirnya kami resmi jadian sejak 18 Mei 2015.

Tidak ada yang aneh karena semua baik-baik saja, awalnya. Kemudian menjadi berubah saat aku mulai main ke rumahnya, diperkenalkan dengan kedua orang tuanya. Meski masih jauh dari kata serius atau pemikiran untuk menikah, namun kami berdua cukup terbuka dalam hal ini.

Hari berganti hari. Banyak kegiatan yang membuat kami tidak bisa chatting dan teleponan setiap menit layaknya saat PDKT dulu. Mulai dari sini ia mulai berubah. Meskipun kami jarang chat atau telepon, namun setiap minggu kami mengusahakan untuk bertemu di rumahnya. Dengan kata lain, aku pasti menyempatkan waktu untuk ke rumahnya.

Sayangnya, ketika aku sampai di rumahnya ia tidak segan membentak dan memarahiku mengapa sudah tidak sehangat dulu. Aku hanya bisa diam karena aku menyayanginya. Jika sudah begitu ia akan masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamar. Merasa tidak tahan dengan perlakuannya, aku pun menangis dan pulang ke rumah. Beberapa jam kemudian, ia datang ke rumahku membawa bunga.

Sekali, dua kali, aku anggap itu wajar, tetapi semua menjadi lebih aneh ketika ia tega membentakku di depan orang tuanya. Orang tuanya hanya diam saja dan tidak memarahi pacarku. Aku merasa dipermalukan dan aku menangis.

Lagi, beberapa jam kemudian pacarku membawakan aku boneka yang amat sangat besar. Aku menerimanya. Hubungan kita kembali normal, namun ada misi yang harus aku lakukan yakni menanyakan kepada orang tuanya mengapa mereka diam saja saat aku diperlakukan seperti itu.

Pada jam sekolah, aku meminta ijin kepada pihak sekolah untuk pulang lebih awal dengan alasan sakit. Aku menuju rumahnya. Saat itu hanya ada Mama (panggilanku untuk Ibu pacarku). Aku menanyakan pada Mama segala sesuatu tentang pacarku.

Kemudian Mama bercerita dan ia menangis. Ternyata pacarku mengalami bipolar disorder atau kepribadian ganda. Ia bisa menjadi pacarku yang “normal” dengan hati yang lembut. Pada saat tertentu pacarku akan menjadi “yang lain” dengan kepribadian yang murung dan selalu marah.

Aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Aku menyayanginya dan kini aku bertekad untuk menyembuhkannya, meskipun hal tersebut tidak akan mudah tetapi aku selalu berjanji akan berada di sampingnya saat titik terlemah sekalipun."

Bipolar disorder merupakan gangguan mental yang bisa terjadi pada siapa pun. Perubahan mood seperti keadaan emosi yang memuncak atau bahagia yang berlebihan disebut manik. Pada waktu yang lain, ia akan berubah menjadi sebaliknya. Kedua mood ini dapat berubah tanpa kontrol. Perlu diketahui, keadaan seperti ini tidak pasti kapan munculnya, tergantung suasana hati orang tersebut. Bipolar disorder bukanlah penyakit dan bisa disembuhkan.

Bipolar Disorder bisa disembuhkan dengan beberapa cara, antara lain menggunakan obat penenang, obat anti-psikosis, obat anti-depresi, hingga obat tidur.

Penggunaan obat-obatan ini menimbulkan efek samping dan harus berada pada pengawasan dokter. Cara yang paling tepat yang mungkin bisa dilakukan ialah dengan melakukan psikoterapi pada psikiater. Psikoterapi ini dapat berupa dukungan oleh keluarga dan orang terdekatnya.