Girls, setiap orang tentu tidak nyaman kan jika ada bagian tubuh yang tersentuh? Baik sengaja maupun tidak sengaja tentu akan sangat tidak nyaman, terutama di bagian vital. Nuri (16), pelajar di salah satu SMA akan membagi pengalamannya ke cewekbanget.id. Yuk ikuti curhat cewek yang pernaj jadi korban pelecehan seksual di ojek online yang bikin kita harus makin waspada.
Aku dapat disebut sebagai salah satu siswi yang berprestasi di sekolah. Aku aktif di organisasi PMR (Palang Merah Remaja) sebagai ketua. Untuk ekstrakulikurer, aku mengikuti dua ekstrakulikurer yaitu pramuka dan sepak bola putri. Beberapa kali aku menjurai kompetisi sepak bola putri antar sekolah. Semua itu berubah ketika kejadian sore itu tidak dapat aku lupakan.
Aku baru saja pulang dari ekstrakulikuler Pramuka. Saat itu Pramuka sekolahku sedang menyediakan materi halang rintang yang harus dilalui oleh setiap siswa. Aku mengenakan celana olahraga panjang, ditambah atasan pakaian olahraga yang panjang. Hari semakin sore dan tidak terasa angkutan kota menuju arah rumahku sudah tidak tersedia. Terpaksa aku memesan ojek online.
Tepat saat adzan maghrib, ketika sekolahku mulai sepi, ojek yang aku pesan datang. Ketika dia melihat wajahku, ia senyum-senyum sambil menyerahkan helm dan menyuruhku naik. Aku menurut. Sepanjang perjalanan, ia menanyaiku beberapa hal seperti ‘sudah punya pacar belum?’ kujawab ‘sudah’ kemudian dia menimpali lagi dengan kalimat ‘oh sudah pernah begituan ya?’ Aku hanya diam saja dan tidak menimpali.
Jalanan begitu sepi, ketika hampir sampai di rumah, ia berhenti sejenak dan menyuruhku untuk membayar dan melepas helm. Dia bilang terburu-buru akan Shalat Maghrib, tetapi dia mengatakan akan tetap mengantarku. Skenario awal menurut dia ialah aku turun dan dia langsung pergi karena akan melakukan ibadah sehingga tidak ribet ini itu. Aku lagi-lagi menurut tanpa curgia. Aku melakukan apa yang ia perintahkan dan naik kembali.
Setelah sampai di depan rumah, motornya berhenti. Saat aku akan turun tiba-tiba ia meremaas buah dadaku dan langsung kabur sambil tertawa. Bukan main shocknya. Aku hanya bisa menangis di depan rumah. Aku langsung naik dan menangis kembali.
Hari-hari berikutnya aku merasa aku adalah pribadi yang ‘kotor’. Aku selalu murung sampai akhirnya pacarku menanyaiku mengapa akhir-akhir ini aku murung. Bukannya memberi solusi, ia malah menuduhku berpakaian seronok dan kami putus hari itu.
Aku sangat depresi. Hari-hari berikutnya aku selalu menangis. Berangkat menuju sekolahpun aku enggan. Jika tidak ada mama dan papa, aku pasti memilih untuk mengurung diri di kamar saja dibanding harus menanggung malu meskipun tidak ada temanku yang tau kecuali mantan pacarku.
Aku sudah tidak tahan dengan semua ini, akhirnya pada saat kami berkumpul keluarga aku memberanikan diri untuk bercerita pada kedua orang tuaku. Mereka terlihat kaget, namun tetap tenang dan mengatakan bahwa itu bukan kesalahanku yang menjadi korban pelecehan seksual. Orang tuaku menanyai siapa pengemudi ojek tersebut, sayangnya jejak pemesanan sudah hilang."
Indonesia termasuk salah satu negara yang masih tergolong tinggi angka kasus pelecehan seksualnya. Menurut Catatan Tahunan (Catahu) yang dikeluarkan oleh Komnas Perempuan, setidaknya dalam satu tahun ada 1500 kasus pelecehan seksual. Kasus tersebut makin meningkat setiap tahunnya. Pelecehan seksual bukanlah dosa yang harus ditanggung oleh korban.
Berdasar data dari Komnas Perempuan, berikut beberapa tips yang bisa kita lakukan kalau kita melihat atau mengalami pelecehan seksual.
Pelecehan Seksual dapat terjadi di mana saja, oleh karena itu kita harus lebih berhati-hati dan waspada, terutama jika bersama orang yang enggak dikenal, di tempat umum, atau ada yang tindakannya mencurigakan.
Kedua, usahakan selalu hubungi orang tua jika akan pulang atau berangkat dari dan menuju suatu tempat. JIka menggunakan kendaraan online, kita bisa memberi tahu pengemudi kendaraanterhadap orang tua.
Ketiga, selalu segera ceritakan apa masalah kita kepada orang yang lebih tua, berpengalaman, terpercaya, dan emosi yang stabil. Bercerita kepada teman sebaya terkadang tidak membantu atau malah memperkeruh. Selamat membentengi diri ya!