Curhat Cewek yang Berpindah-pindah Mengikuti Orang Tua. Hampir Tidak Memiliki Sahabat

By Kinanti Nuke Mahardini, Selasa, 12 September 2017 | 13:45 WIB
5 Hal Seru yang Kita Dapatkan Jika Bepergian Naik Kereta Api (Kinanti Nuke Mahardini)

Mengikuti orangtua berpindah-pindah terkadang membuat kita sedih. Sudah memiliki teman, namun kita terpaksa pindah lagi karena mengikuti orangtua. Kepada cewekbanget.id, Amalia (17) membagikan kisahnya yang harus berkeliling Indonesia mengikuti orangtuanya.

Berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain sudah menjadi ‘kebiasaan’ untukku dan keluargaku. Aku keturunan Jawa, lahir di Jawa, namun hampir tidak pernah hidup di Jawa. Hal tersebut disebabkan karena pekerjaan ayahku yang memaksa beliau untuk berpindah-pindah sehingga kami sebagai anggota keluarga termaksa mengikuti.

(Baca juga: Cerita cewek yang di-bully karena enggak memebrikan contekan)

Aku lahir pada tahun 2000. Tahun 2002, ayahku terpaksa pindah ke Riau. Kami hidup selama 5 tahun di sana. Tahun 2008 awal, ayahku dipindah tugaskan ke Makasar. Tidak lama, hanya 2 tahun. Tahun 2010 kami pindah lagi. Kali ini kami pindah ke Papua. Kami hidup sekitar 5 tahun di sana. Tidak lama sejak itu, pada akhir tahun 2016 kami kembali pindah.

Keluargaku pindah saat aku SMA. Kali ini keluargaku pindah ke Semarang. Semuanya tidak menyenangkan karena ketika pindah aku jadi korban bully dari teman-temanku. Kini, aku pindah lagi ke Jakarta. Mengikuti ayahku.

(Baca juga : Cara mudah dapat teman buat mahasiswa rantau)

Hidup nomaden seperti itu sebenarnya cukup menyenangkan karena aku bisa melihat keindahan sebuah daerah dengan jangka waktu yang lama.  Sayangnya, hal yang tidak aku senangi ialah aku tidak pernah memiliki sahabat karena setiap aku mulai dekat dengan seseorang, orangtuaku terpaksa pindah. Tidak hanya itu, berpindah-pindah juga membuatku tidak memiliki identitas daerah asal yang jelas."

Bagi kita yang sering berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain, terkadang membuat kita susah beradaptasi. Adaptasi menjadi hal yang sulit karena kita harus membuka diri. Menceritakan tentang diri kita terhadap orang lain.

Bukan hal yang mudah karena kita harus selalu mengulang cerita yang sama. Oleh karena itu, kita bisa melakukan beberapa langkah mudah jika kita ingin beradaptasi dan mendapatkan banyak teman baru. Hal yang pertama yang bisa dilakukan ialah berkenalan secara konvensional. Perkenalkan diri lebih secara personal ke orang-orang di kelas/kampus.

Hal berikutnya yang bisa dilakukan ialah kita bisa mengikuti ekstrakurikuler, organisasi, atau komunitas yang ada di sekolah. Dengan seperti itu, kita bisa mendapatkan banyak teman dan yang terpenting semakin bisa beradaptasi dengan baik.

Jika sudah mulai bosan dengan berpindah-pindah dan mulai betah dengan tempat tinggal sekarang, kita bisa membicarakan kepada orang tua. Cara yang bisa dilakukan ialah pertama carilah waktu senggang yang orang tua tidak ada pekerjaan dan pikiran.

(Baca juga: cara berdiskusi dengan orangtua saat beda pendapat)

Kedua, mulailah bicarakan baik-baik dan yang paling penting yang harus dilakukan ialah ada argumen yang kuat mengapa ingin tetap tinggal. Persiapkan juga solusi jika nantinya kita tinggal di daerah tersebut, akan ngekos atau gimana.

Jika kita bukan anak semata wayang, kita bisa mengajak saudara-saudara untuk ikut berdiskusi dan bisa menguatkan argumen yang kita miliki. Selalu jaga kesopanan ketika berbicara dengan orang tua. Jangan menantang ialah kuncinya.