5 Fakta Mengejutkan Tentang Kerasnya Kehidupan Sekolah di Korea Selatan. Banyak yang Ingin Bunuh Diri

By Kinanti Nuke Mahardini, Minggu, 28 Januari 2018 | 13:03 WIB
school 2017 (Kinanti Nuke Mahardini)

Pendidikan merupakan salah satu lini yang bisa dibanggakan dari Korea Selatan. Negara ini mendapatkan peringkat kedua terbaik di dunia soal sistem pendidikan, hampir menyusul Finlandia.

Standar yang tinggi dipatok pemerintah Korea Selatan bagi setiap warga negara yang bersekolah. Setiap pelajar harus mengorbankan apa pun demi pendidikannya.

Berikut 5 fakta mengejutkan tentang kerasnya kehidupan sekolah di Korea Selatan. Banyak yang ingin bunuh diri, lho.

(Baca juga: 7 Tipe Orang yang Pasti Ada pada Grup Chatting. Kamu yang mana?)

Stres Tinggi yang dialami Murid Sekolah Menengah Atas

Murid SMA di Korea Selatan sering menyamakan sistem pendidikan dan neraka karena keduanya sama-sama menyiksa.

Mereka mendeskripsikan bahwa ketika semester baru dimulai, masa pembelajaran dimulai, maka mereka mulai merasa ketakutan. Setelah merasa ketakutan, mereka akan merasakan stres yang dahsyat akibat adanya persaingan antar siswa.

Selalu kurang tidur

Murid di Korea Selatan juga menyebutkan bahwa mereka selalu kekurangan tidur. Mereka hanya diberikan waktu tidur selama 3 jam setiap malamnya. Hal tersebut disebabkan karena pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan.

(Baca juga: 10 Tokoh Cewek di Drama Korea yang paling keren. Kamu Setuju?)

Hampir Tidak Pernah Berkumpul dengan Keluarga

Murid di Korea Selatan menyebutkan bahwa mereka jarang berkumpul bersama keluarga karena waktu mereka habis buat berada di sekolah.

Hukuman Fisik Masih berlaku

Di Korea Selatan, siswa yang tidak menurut apa kata guru dan berbuat salah akan mendapatkan hukuman fisik yang setimpal. Semisal dipukul, push-up, dan lain sebagainya.

(Baca juga: 10 Seleb KPop yang merelakan masa kecil demi debut dibawah usia 16 tahun)

Bunuh Diri Menjadi Jalan Keluar

Sudah belajar keras dan mengorbankan semuanya tentu berharap agar mendapat nilai yang baik. NIlai tersebut merupakan kebanggaan di Korea Selatan.

Bagi mereka yang tidak mendapatkannya namun memiliki banyak uang, lebih memilih menyekolahkan di luar negeri atau dimasukkan ke sebuah agensi.

Tetapi bagi mereka yang tidak memiliki uang, bunuh diri adalah jalan terbaik. Angka bunuh diri terbesar di Korea Selatan disumbang oleh usia 15-24 tahun.

Persaingan masuk ke perguruan tinggi juga sengit. Bahkan, ujian masuk ini sengaja dilakukan di tengah minggu agar guru bisa mendampingi murid keesokan harinya. Call Center polisi juga harus aktif karena tingginya angka bunuh diri di saat ujian masuk perguruan tinggi ini.