Sering membandingkan diri dengan orang lain yang hanya kita lihat di media sosial juga termasuk bentuk insecurity.
Memang sih, sakit hati waktu tahu gebetan memilih cewek lain enggak bisa kita hindari. Sedih, udah pasti, tapi bukan berarti kita harus mengukur kualitas diri hanya dari selera cowok saja, kan?
“Kalau lihat cowok-cewek yang tiba-tiba saling follow, terus bales-balesan story, habis itu gantian upload foto masing-masing. Hmm… kapan ya aku dideketin kayak gitu?” kata Aiz (18) soal perasaannya melihat teman-temannya yang menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana PDKT.
Bagi Aiz yang sudah lama menjomblo, melihat kelakuan teman-temannya di Instagram tersebut bikin dia jadi ngiri dengan kondisinya yang belum juga dideketin sama cowok.
“Mantan cowok aku jadi sering nge-like foto cewek-cewek lain. Udah enggak mau lagi sama aku,” terang Nissa (20) soal mantan cowoknya yang menurutnya udah move on dan enggak mau kalau diajak balikan lagi.
Kelakuan si mantan yang nge-like foto cewek-cewek lain bikin Nissa jadi merasa kurang dengan dirinya dan enggak yakin untuk ngajak si cowok balikan.
Melihat foto orang lain yang sedang travelling atau menjalani aktivitasnya yang terlihat tanpa masalah, Vivi (19) mengaku, “Kalau lagi jalan-jalan ke suatu tempat aku enggak akan nge-post foto-foto waktu aku lagi apes. Tampil flawless di setiap foto yang di-post itu penting.”
Memakai media sosial sebagai sarana menambah informasi memang diperlukan. Apalagi kalau kita memiliki kepentingan lainnya seperti membangun relasi.
Tapi, bijak dalam pemakaiannya juga enggak kalah penting. Pengakuan cewek-cewek di atas soal insecurity yang mereka rasakan dengan adanya media sosial, memberi gambaran kalau enggak semua yang ditayangkan di dunia virtual adalah benar.
Bahkan, kita malah bisa stres dengan banyaknya tekanan untuk membentuk image tertentu. Sayang banget kan, kalau media sosial yang awalnya jadi sarana hiburan malah sering membebani kita?