Siswi Calon Praja IPDN Meninggal Saat Diksar, Ini 3 Fakta yang Perlu Kita Ketahui

By Putri Saraswati, Senin, 2 Oktober 2017 | 04:40 WIB
Dea Rahma Amanda (Putri Saraswati)

Minggu (1/10), seorang siswi calon Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) asal Lampung, Dea Rahma Amanda (17) mendadak meninggal saat sedang mengikuti Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja (Diksar) di Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jawa Tengah. Berikut 3 faktanya.

Dilansir Viva.com, Inspektur Jenderal Polisi Rycko Amelza Dahniel menjelaskan, Dea pada Minggu (1/10) mengikuti rangkaian Diksar mulai pukul 04.00 WIB hingga 06.00 WIB. Mulai dari bangun pagi, sholat subuh berjamaah, lalu mengaji di Masjid Umar bin Khatab.

Pukul 06.00-06.30 WIB, seluruh calon Praja sarapan di GOR, lalu pukul 07.00 WIB peserta menuju Batalyon melaksanakan apel pagi di lapangan.

Kegiatan lari keliling setengah lapangan dilakukan pada pukul 07.30 WIB. Usai lari, seluruh peserta melakukan baris berbaris sekitar pukul 07.40 WIB. Saat itu, Dea langsung pingsan. Teman-temannya kemudian membawanya ke RS Akpol.

“Pertolongan darurat dilakukan selama 30 menit. Pukul 08.15 WIB, tim dokter menyatakan Dea meninggal dunia,” terang Rycko.

Rycko melanjutkan bahwa enggak ditemukan kekerasan fisik pada tubuh Dea. “Kita ingin tahu jejak rekam medisnya di IPDN. Yang jelas tidak ditemukan kekerasan fisik karena laksar praja putra dipisah dengan putra.”

Ermaya Suradinata, Gubernur Institut Pemerintah Dalam Negeri, pun menambahkan enggak ada latihan berlebihan pada saat diksar. “Pengakuan ke temannya ada sesak napas, gejala-gejala itu ada. Setelah makan bilang ke teman perutnya agak kenyang, kemudian lari mutar satu dua kali, biasa, tidak ada yang berlebihan, prosedur juga sudah ditempuh.”

Dilansir dari Lampost.co, ayah dari Dea, Edi Hanfiah menjelaskan tindakan autopsi dilakukan karena adanya kecurigaan menyangkut peristiwa meninggalnya Dea. Edi mengatakan kalau sang anak sempat menghubunginya pukul 05.00 WIB hari itu.

“Sebelumnya sempat ada komunikasi. Dari situlah kecurigaan kami, karena paginya tidak ada keluhan, segar dan sehat. Tetapi beberapa jam kemudian ternyata dapat kabar meninggal.”

Menurut Edi, selama ini Dea enggak memiliki keluhan penyakit apapun. Selain itu, Dea enggak punya keluhan terhadap proses belajar mengajar.