6 Kisah Mengharukan dari Saksi Mata Saat Penembakan Brutal di Las Vegas

By Indra Pramesti, Selasa, 3 Oktober 2017 | 03:56 WIB
Pray for Las Vegas (Indra Pramesti)

Setidaknya 59 orang meninggal dan 515 lainnya terluka akibat tragedi penembakan di festival musik country di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat (1/10/2017) waktu setempat.

Dilansir dari kompas.com, kejadian tersebut bermula dari seorang laki-laki bernama Stephen Paddock (64) yang menembak brutal ke arah penonton festival musik  tersebut, Paddock sendiri menembak dari lantai 32 Hotel Mandalay Bay yang terletak di seberang jalan tempat acara berlangsung.

Paddock yang merupakan warga setempat, disebut tewas bunuh diri sebelum tim SWAT menyergapnya di kamar hotel tempatnya melakukan penembakan brutal.

Berikut adalah 6 kisah mengharukan dari saksi mata saat penembakan brutal di Las Vegas.

Seorang saksi mata menceritakan tragedi tersebut hingga seseorang harus meninggal di pelukannya. “Jason Aldean sedang tampil ketika penembakan itu berlangsung. Seorang temanku tertembak sebanyak tiga kali dan aku membawanya bersembunyi di bawah panggung. Suasananya ricuh dan tidak terkendali.

Temanku mendapat tiga luka tembakan di bagian dadanya. Dengan bantuan empat orang lainnya kami membantu temanku untuk keluar dan bersembunyi di balik truk.

Sangat sulit untuk mendapatkan ambulans karena pelaku masih menembak ke area konser. Akhirnya kami mendapat ambulans di seberang jalan.

Dua orang korban juga ikut rombongan ambulans, satu di antaranya meninggal di pelukanku karena darah yang keluar sangat banyak.” – seorang penonton konser (ABC News)

“Orang-orang mulai berjatuhan di sekelilingku, sementara yang lain mencoba menenangkan. Saat ada yang lari untuk mengamankan diri, mereka malah tertembak.

Banyak korban berjatuhan, banyak orang tiarap karena terluka, sementara yang lainnya berusaha menghentikan luka para korban. Remaja-remaja perempuan bahkan terlalu syok untuk bergerak.” – seorang penonton konser (ABC News)

“Jason Aldean tengah menyanyikan lima lagunya, lalu tiba-tiba kami mendengar bunyi ‘pop’ sebanyak tiga kali. Kami kira itu adalah bunyi kembang api.

Tapi bunyi tersebut terus terdengar, lalu suamiku bilang, ‘itu bukan bunyi kembang api, tapi pistol semi-automatic.'