Berkembangnya media sosial dan teknologi memang bukan hal yang mengagetkan lagi. Justru dengan dengan adanya dua hal ini, kita seringkali terbantu seperti lebih mudah mencari informasi atau lebih mudah untuk berbelanja.
Meski begitu, bukan hanya dampak positif yang selalu kita rasakan, terkadang, kita juga enggak lepas dari dampak negatifnya seperti rasa insecure, atau malah menjadi semakin miskin. 'Miskin' dalam hal apa saja?
Yuk kita simak curhatan 5 cewek Indonesia soal media sosial yang bikin mereka 'miskin'.
Ngaku, siapa sih yang enggak pernah stalking di media sosial? Meski enggak sering, pasti kita sering banget melakukan aktifitas 'mengintai' seseorang lewat postingan mereka di media sosial. Teman kita yang satu ini juga sering 'stalking' sampai dia 'miskin'.
"Aku udah enggak bisa banget jauh-jauh dari gadget. Kalau nganggur dikit, pasti bawaannya main gadget," curhat Felli (18), "Yang paling sering sih liat-liat instagram orang lain, liat insta-story-nya atau nonton video cover song atau dance di Youtube."
Banyaknya online shop atau selebgram yang me-endorse barang-barang, jelas bikin kita cepat laper mata. Online shopping pun jadi alternatif belanja yang lebih praktis dan mudah.
"Printilan-printilan lucu di Instagram itu bikin cepat laper mata. Tas, baju, aksesoris, kosmetik sampai buku-buku kadang aku belinya lewat online shop-online shop di Instagram," ucap Sasha (19), "Ya kalau kehabisan uang jajan dalam sebulan sih sering."
Seperti yang pernah dibahas pada artikel cewekbanget sebelumnya soal Instagram yang bisa menimbulkan rasa insecure pada remaja, kita enggak bisa menampik kalau media sosial memang punya peran dalam membentuk image dan kepercayaan diri kita.
Banyak yang merasa dengan me-posting foto yang bagus, kita akan mendapat banyak like dan komen positif. Padahal dibalik keinginan tersebut, kita justru tertekan untuk membentuk image yang kenyataannya malah 'seragam' seperti pengguna sosial media. Keunikan dalam diri kita pun tidak memiliki tempat untuk terekspos.
Meski namanya media sosial, ironisnya terkadang media ini malah bikin kita kurang jadi manusia sosial. Karena saat nganggur kita lebih sering mainan gadget, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang baru pun jadi terhambat.
Selain itu kebiasaan 'stalking' membuat kita mengetahui semua keadaan seseorang tanpa harus menanyai mereka. Akibatnya komunikasi dengan orang tersebut pun makin berkurang.
"Mungkin perasaan aku aja sih, tapi kayaknya teman aku jadi lebih sedikit sejak ada media sosial," kata Lala (21), "Jadi teman-teman tuh ngumpulnya di media sosial doang. Kalau di dunia nyata cuma sedikit yang bisa berinteraksi lebih dekat."
Hal ini dialami oleh Wanda (19), "Dulu di rumah aku 'kan dipasang WiFi. Aku jadi bis amain gadget sepuasnya tuh di kamarku di lantai dua. Tapi Mama jadi sering marah-marah, soalnya jadi jarang banget aku turun buat kumpul-kumpul bareng sekeluarga. Akhirnya Mama enggak langganan WiFi lagi deh."
Apa yang dialami oleh teman-teman kita di atas pasti juga kita alami. Dengan adanya teknologi dan media sosial di depan mata kita, siapa sih yang enggak tergiur dengan tawaran mengakses informasi dengan cepat, praktis, dan menarik?
Tapi kenyataannya, hiburan yang kita peroleh ini engak jarang malah menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Akhirnya, bersikap bijak terhadap teknologi jadi tuntutan utama kita saat ini.
Mengalihkan diri dari konsumsi interent ke kegiatan di dunia yang lebih seru juga bisa kita lakukan seperti aktif di organisasi atau ikut serta dalam kegiatan relawan. Enggak kalah asik kok girls!