Bahasa prokem merupakan salah satu cabang dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an.
Bahasa prokem sendiri dulunya digunakan sebagai bahasa pergaulan preman untuk saling berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Kata sapaan seperti lo (kamu/ anda) dan gue (aku/ saya) ternyata juga berasal dari mereka.
(Baca juga: 7 Novel Cinta Romantis Dari Korea Yang Wajib Kita Baca)
Bahasa prokem ditandai oleh kata-kata Indonesia atau kata dialek Betawi yang dipotong dua fonemnya paling akhir, kemudian diberi sisipan -ok-.
Misalnya seperti kata ‘bapak’ dipotong menjadi ‘bap’, kemudian disisipi -ok- menjadi ‘bokap’.
Contoh kata: prokem (asal kata preman), mokat (asal kata mati), brokap (asal kata berapa), celokan (asal kata celana), rokum (asal kata rumah), sokat (asal kata sakit), pembokat (asal kata pembantu).
Untuk membuat kalimat yang kita ucapkan santai, ada beberapa imbuhan yang sampai sekarang masih kita gunakan dan berasal dari bahasa prokem.
Contoh imbuhan: deh/dah, dong, eh, sih, nih, tuh, kok, kan, loh, ya, dan yah.
Contoh penggunaan: “Coba cek dulu deh” “Sudah pasti dong” “Eh, namamu siapa?” “Berapa sih harganya?”
Kata-kata yang berasal dari bahasa prokem dan masih sering digunakan sampai sekarang adalah; beneran (benarkah), nggak (tidak), capek deh (penatlah), bodo (tidak peduli) dan lain sebagainya.
(Baca juga: 4 Kejadian Mengerikan yang Disebabkan Karena Kebodohan Manusia. Enggak Nyangka!)