Ketika aliran darah menstruasi kita enggak terlalu deras, lalu kita lupa sedang memakai tampon, bakteri akan menumpuk ke dalam tampon tersebut dan akhirnya menimbulkan bau pada vagina.
Kemungkinan terburuk dari keadaan ini adalah kita bisa berisiko terjangkit Toxic Shock Syndrome.
Kadang kita merasa khawatir kalau vagina kita mengeluarkan bau, sehingga untuk mengantisipasi, kita menyemprotkan feminine deodorant spray. Menurut dr. O’Connor, kulit ketiak kita termasuk kuat dan bisa menahan zat kimia dalam spray tersebut. Berbeda dengan kulit dan jaringan pada vagina yang lebih sensitif.
Malah, feminine spray ini bisa menimbulkan iritasi lho. So, kita enggak perlu produk ini untuk menghilangkan bau vagina ya girls. Cukup dengan membasuh dengan air biasa saja, atau sabun dengan kandungan zat kimia yang ringan.
Kemungkinan terburuk dari bau tersebut adalah vagina kita terjangkit infeksi seperti bacterial vaginosis. Dr. O’Connor menjelaskan bahwa bau bukan hanya satu-satunya gejala adanya infeksi vagina. Gejala lainnya seperti keluar cairan berwarna yang enggak normal, gatal-gatal, dan iritasi pada area vagina.
Sementara untuk infeksi pelvic inflammatory disease, gejala yang sering muncul adalah rasa sakit atau nyeri di bagian pelvis.
Pada dasarnya, bau pada vagina enggak semuanya harus kita khawatirkan. Asalkan kita rajin membersihkannya dengan air, sebenarnya bau tersebut bisa kita hindari.
Kalau bau tersebut enggak hilang meskipun sudah dibersihkan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, mengingat kemungkinan kita bisa terjangkit infeksi.
(Baca juga: Yuk Berani Menolak Ajakan Cowok Untuk Berhubungan Seks dengan 8 Cara Berikut!)