8 Mitos Berbahaya Soal Eating Disorder yang Enggak Perlu Kita Percaya

By Indra Pramesti, Minggu, 25 Maret 2018 | 12:30 WIB
Jangan remehkan gejala eating disorder girls! (Indra Pramesti)

Dilansir dari seventeen.com, Claire Mysko, CEO dari National Eating Disorders Association, menyebutkan bahwa ada banyak stigma dan anggapan yang salah soal eating disorder, sehingga dirasa penting buat banyak orang untuk memahami jenis penyakit ini. Apalagi siapapun bisa terkena gangguan ini, temasuk kita atau pun orang-orang yang kita sayangi.

Yuk kenali 8 mitos soal eating disorder yang enggak perlu kita percaya!

(Baca juga: 4 Zodiak yang Enggk Bisa LDR-an. Zodiak Kamu Termasuk Juga?)

Mysko mengatakan bahwa dirinya menyayangkan budaya diet yang sering dilakukan oleh banyak remaja. Menurutnya, diet adalah bentuk mengatur pola makan menjadi lebih sehat. Tapi kenyataannya, banyak orang yang salah kaprah.

Makan sehat artinya pikiran kita kudu sehat juga. Maksudnya adalah kita jadi enggak khawatir dan terlalu ribet menghitung kalori makanan, BMI, makanan baik, makanan buru, dan lain-lain.

Kalau ada  orang terdekat yang sangat terobsesi dengan diet, kita perlu membantu dia biar enggak terlalu pusing mengatur makanan, dan mengusulkan untuk bisa lebih menikmati pola makan barunya.

Eating disorder bukanlah sebuah fase karena eating disorder tanpa penanganan serius bisa berakibat kematian. Eating disorder bisa mengakibatkan dehidrasi, anemia, pingsan, gangguan jantung, gangguan gastritis.

Menurut data dari National Eating Disorders Association (NEDA), binge eating disorder adalah jenis eating disorder yang paling berbahaya.

Meski begitu segala macam jenis eating disorder bisa mengakibatkan kematian, seperti bulimia, binge eating disorder, dan lain-lain

Menurut Dana Harron, PsyD, psikolog klinik di Washington DC, menyatakan bahwa kebanyakan orang yang mengalami eating disorder justru enggak terlihat seperti mengalami gangguan makan.

Justru kita harus lebih memperhatikan gejala-gejala yang enggak terlalu terlihat, seperti gelisah saat makan, menggunakan baju yang longgar-longgar, dan selalu ke kamar mandi setelah selesai makan.

(Baca juga: 8 Mitos Seputar Bulu Vagina Yang Enggak Perlu Kita Percayai)

Nyatanya enggak segampang itu lho  girls. Menurut Mysko, eating disorder jauh lebih rumit. Contohnya, penderita akan mengalami depresi, gelisah, trauma, hingga OCD. Untuk menyembuhkannya diperlukan bantuan dari ahli.

Eating disorder enggak hanya bisa dialami oleh cewek remaja aja seperti stigma yang sering berkembang. Kenyataanya, perempuan dan laki-laki dewasa, tua dan muda, atau suku apapun bisa mengalami gangguang makan ini.

Penderita, orang tua, pacar,genetik, teman-temannya, model, atau seleb role model enggak seharusnya kita salahkan ketika seseorang menderita eating disorder. Menurut National Eating Disorders Association sendiri, tidak ada bukti nyata yang menyebabkan seseorang bisa menderita eating disorder. Jadi kalau menemui kasus ini, kita enggak perlu mencari tahu penyebabnya girls, tapi lebih berkonsentrasi kepada pemulihannya.

Mungkin kita bukan lulusan medis, tapi kita bisa membantu penderita eating disorder kok girls. Caranya adalah dengan memberi mereka semangat, dan memberitahukan secara baik-baik kalau mereka perlu menemui ahli untuk memulihkannya.

(Baca juga: Hati-hati! 5 Zodiak Ini Paling Mungkin Menjebak Kita Dalam Friendzone)