Bercermin dari Shafa, Ini 5 Dampak Psikologis Bagi Anak Yang Orang Tuanya Selingkuh

By Indra Pramesti, Selasa, 21 November 2017 | 10:33 WIB
Ini dia dampak psikologis bagi anak yang orang tuanya selingkuh! (Indra Pramesti)

Belakangan ini kita sering mendengar pemberitaan seputar seorang cewek yang jadi korban perselingkuhan salah satu orang tuanya. Sebenarnya, kasus perselingkuhan bukan lagi hal yang jarang terjadi. Saking banyaknya, mungkin ada dari kita yang memiliki pengalaman yang sama.

Kasus orang tua yang enggak setia dan berujung ke perselingkuhan berdampak secara psikologis terhadap perkembangan mental anak. Berdasarkan survei online yang dilakukan oleh Ana Nogales, Ph.D., penulis buku Parents Who Cheat: How Children and Adults Are Affected When Their Parents Are Unfaithful terhadap 800 anak yang orang tuanya selingkuh, ditemukan beberapa data terkait dampak psikologis yang ditimbulkan dari perselingkuhan tersebut.

Yuk kenali dampak psikologis apa saja yang bisa dialami oleh anak-anak yang orang tuanya selingkuh.

(Baca juga: Curhat Cewek yang Jadi Korban dari Perselingkuhan Ibunya. Bikin Pengin Nangis!)

Dampak paling umum yang dirasakan seorang anak saat mengetahui perselingkuhan orang tuanya adalah marah. Terbukti dari data survei yang menunjukkan 88,4% responden merasakan kemarahan tersebut, terlebih kepada orang tua yang selingkuh. Respon serupa juga ditunjukkan Shafa yang marah kepada ayah dan selingkuhannya.

Menurut Nogales, anak perempuan cenderung melakukan hal ini karena dia merasa bertanggung jawab dan berempati terhadap perasaan sakit yang dialami ibunya. Sulit bagi seorang anak untuk menyalahkan orang tua yang diselingkuhi, tapi enggak menutup kemungkinan ada juga yang marah terhadapnya.

Misalnya anak akan menyalahkan kenapa orang tuanya yang diselingkuhi enggak bisa lebih baik lagi membuat si ayah atau pihak yang selingkuh jadi lebih bahagia, supaya si ayah bisa terhindar dari keinginan buat selingkuh.

Dari data survei Nogales, ditemukan sekitar 62,5% anak akan merasa malu terhadap perselingkuhan yang dilakukan orang tuanya. Secara enggak langsung orang tua yang selingkuh telah menyakiti perasaan si anak dengan melakukan perbuatan yang menurut masyarakat adalah hal yang terlarang.

Anak akan merasa malu kalau orang lain membicarakan soal situasi yang menimpa keluarganya.

80,2% responden menyatakan perselingkuhan yang dilakukan oleh orang tuanya memperngaruhi bagaimana mereka bersikap terhadap hubungan percintaan.

Nogales menyatakan dalam bukunya, enggak sedikit anak yang jadi berpikiran bahwa pernikahan hanyanya sebuah kepura-puraan saja. Terlebih kalau setelah selingkuh lalu kedua orang tuanya rujuk lagi. Anak akan merasa bingung dengan makna cinta dan pernikahan sebenarnya.

Akhirnya, anak akan susah percaya dengan cinta dan cenderung berpikiran kalau masa lalu buruk yang dialaminya membuat dia enggak layak untuk memiliki cinta sejati.

Sebanyak 70,5% responden menyatakan perselingkuhan yang dilakukan orangtuanya berpengaruh terhadap rasa percaya mereka kepada orang lain. Dan sebanyak 83% menyatakan kalau mereka merasa orang lain sering berbohong kepadanya.

Respon psikologis ini wajar dialami seorang anak, terlebih saat orang tua yang sangat dia percaya tiba-tiba melakukan kebohongan. Semua hal jadi berubah mencurigakan di matanya.

Nogales menjelaskan, saat orang tua sering mengajarkan soal kejujuran, kemudian melakukan perilaku yang berkebalikan dengan apa yang ia ajarkan, anak akan bertanya-tanya seberapa jauh dunia telah membohonginya. Sementara bagi anak-anak sendiri, orangtua diibaratkan sebagai dunia mereka.

86% responden menyatakan masih percaya dengan cinta sejati dan hubungan monogamy. Namun, menurut dr. Don-David Lusterman, seorang terapis seks dan keluarga serta penulis buku Infidelity: A Survival Guide, masa lalu perselingkuhan orang tua bisa membuat anak mereka melakukan hal serupa.

Lusterman menambahkan, bahkan seorang anak laki-laki yang dulunya bersikeras enggak akan melakukan ‘dosa’ yang pernah dilakukan sang ayah, toh pada akhirnya melakukan hal serupa, yaitu selingkuh.

Nogales juga menambahkan bahwa, terlepas dari banyaknya responden yang percaya dengan cinta sejati, sekitar 55% anak yang telah tumbuh dewasa dan orangtuanya selingkuh, ternyata berakhir melakukan hal serupa.

(Baca juga: Hati-hati! 4 Zodiak Ini Paling Berpotensi Untuk Selingkuh)