10 Pengobatan Paling Aneh dan Menyeramkan yang Berasal dari Seluruh Dunia. Bikin Merinding!

By Kinanti Nuke Mahardini, Senin, 15 Januari 2018 | 09:45 WIB
foto: unbelievable-facts.com (Kinanti Nuke Mahardini)

Pengobatan bidang kedokteran sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bisa dibilang tidak ada penyakit yang tidak ada obat atau treatment-nya.

Namun siapa sangka jika dahulu untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang dari seluruh dunia menggunakan obat yang paling aneh dan bisa dibilang sedikit menyeramkan.

Berikut 10 pengobatan paling aneh dan menyeramkan yang berasal dari seluruh dunia:

(Baca juga: 7 Iklan atau Product Placements Paling Konyol di Film Hollywood)

Masyarakat Mesir di tahun 1920, biasa menggunakan organ dalam tikus untuk obat sakit gigi. Mereka akan menghancurkan organ tersebut dan mencampurkannya dengan bahan lain agar bisa menjadi sebuah ‘pasta.’

Setelah itu, pasta tersebut akan ditempelkan ke gigi orang yang sakit. Awalnya memang rasa sakit itu menghilang, namun lama kelamaan mulut mereka akan ikut membusuk.

Pada abad pertengahan, masyarakat Inggris sering menggunakan album græcum atau kotoran anjing sebagai obat sakit tenggorokan. Kotoran tersebut akan “dijemur” terlebih dahulu. Setelah mengering, kotoran tersebut akan ditumbuk kemudian dicampur dengan madu dan diminum.

Dokter di zaman Mesir Kuno akan menggunakan darah kelelawar untuk mengobati pasiennya yang memiliki masalah penglihatan. 

Hal tersebut disebabkan karena kelelawar merupakan hewan yang bisa melihat dengan baik di malam hari, maka jika manusia meminum darahnya akan memiliki penglihatan yang baik juga. 

Masyarakat Yunani pernah menggunakan besi tua yang dipanaskan untuk menyembuhkan wasir. Setelah besi dipanaskan, wasir mereka akan ditempelkan dengan besi tersebut kemudian dioleskan dengan madu. 

Pada abad ke 16 dan 17, masyarakat Eropa termasuk bangsawan bahkan ilmuwan akan ramai-ramai memakan mayat manusia. Mereka mempercayai bahwa tulang, darah, dan lemak manusia bisa menyembuhkan berbagai penyakit bahkan epilepsi sekalipun. 

(Baca juga: 7 Kisah Menyeramkan Seleb Hollywood yang Pernah Dikuntit oleh Orang Asing. Mengerikan!)

Masyarakat Aborigin dari Australia dan Suku Maya dari Amerika telah menggunakan belatung sebagai obat. Hal itu terbawa hingga saat ini. Tahun 2004, Food and Drug Amerika Serikat memberikan izin untuk memproduksi dan memasarkan belatung sebagai obat. Hal tersebut disebabkan karena belatung bisa memakan daging yang membusuk dan menjadikan jaringan tubuh sehat kembali. 

Kontrasepsi pertama dilakukan oleh masyarakat Mesir Kuni (1800 SM). Mereka akan mencampurkan kotoran buaya yang sudah difermentasi dengan air dan bahan lainnya untuk diminum. Baru-baru ini, pengobatan ini menjadi masuk akal karena kandungan alkali yang terdapat pada kotoran buaya memang bisa membunuh sperma. 

Treppaning bisa dibilang sebagai mengeluarkan kranial vault yang berada di otak. Tengkorak kita akan dibor dan kranial vault tersebut dikeluarkan. Treppaning bisa menjadi obat epilepsi dan gangguan mental. Hal tersebut disebabkan karena seseorang yang dikeluarkan kranial vaultnya, roh jahatnya akan dikeluarkan. Di masa sekarang, trepanning dilakukan lebih procedural dan bisa disebut dengan kraniatomi.

Pada abd ke 18, bekicot akan diekstrak untuk berbagai obat. Lendirnya akan dijadikan sebagai sirup obat batuk dan obat luka bakar. Siput juga digunakan untuk penggunaan terapeutik. Hingga saat ini, siput masih digunakan sebagai pengobatan namun dengan cara yang lebih manusiawi dibawah tinjauan FDA Amerika Serikat. 

Masyarakat Cina memang mengatakan bahwa ular obat segala macam penyakit. Air liur ular dipercaya bisa mengobati nyeri sendiri karena memiliki anti inflamasi yang kuat.

Dahulu, masyarakat Cina akan membunuh ular dan mengkulitinya agar mengambil bagian dalamnya. Meskipun pada tahun 1980, psikiater neurofisiologis mengatakan bahwa ular memang mengandung asam lemak omega 3.

(Baca juga: 5 Product Placement di Film Indonesia yang Penempatannya Kurang Tepat. Pernah Sadar?)