Penyakit menular seksual memang ancaman yang mengerikan. Terlebih di usia remaja, ketika kita punya rasa ingin tahu tinggi dan ingin eksplorasi banyak hal, termasuk soal seks.
Jangan sampai rasa ingin tahu ini malah bikin kita salah jalan. Karena itu, wajib untuk mencari tahu lebih lanjut semua hal yang berhubungan dengan organ reproduksi, termasuk penyakit menular seksual.
Berikut 5 mitos penyakit menular seksual yang enggak boleh kita percaya.
(Baca juga; 8 mitos soal seks yang enggak seharusnya kita percaya)
Mitos 1:
: HIV memang enggak menular melalui ciuman, keringat, air mata, atau air liur. Jadi kita enggak boleh menghindari orang yang terkena HIV. Karena HIV menular melalui darah, sperma, cairan di vagina, dan air susu dari payudara orang yang positif HIV.
Tapi kita harus tetap berhati-hati kalau sedang ciuman dengan pacar yang lagi sariawan karena sariawan merupakan salah satu luka yang bisa menularkan HIV.
Mitos 2 :
Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini selain bisa merusak organ reproduksi perempuan seperti kemandulan juga menyebabkan kita terkena penyakit mata.
Biasanya gejala Chalmydia enggak kelihatan tapi bisa menyebabkan kerusakan yang serius, kayak vagina yang tidak berfungsi lagi, dan pendarahan. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual dan kuman yang ditularkan dari orang lain yang mengidap chlamydia.
Kalau kita merasakan sakit bila buang air kecil, kejang atau sakit perut di bagian bawah, jadwal menstruasi berubah setiap bulannya, coba cek ke dokter, deh. Karena itu gejala awal kita terkena chlamydia. Jadi masih bilang ini penyakit ringan?
(Baca juga: 5 tindakan seksis terhadap perempuan yang sering kita temui di sekolah)