Siklus Kekerasan dalam Pacaran. Korban Bisa Jadi Pelaku?

By Andien Rahajeng, Sabtu, 10 Maret 2018 | 11:40 WIB
(foto: dramabeans.com) (Andien Rahajeng)

Yang awalnya jadi korban abusive relationship, ternyata justru malah jadi pelaku kekerasan juga. Mungkin enggak sih? Dilansir dari psychologytoday.com, orang yang berada dalam abusive relationship pasti mengalami aktivitas emosional  yang tinggi dan reaktif.

Korban kekerasan lama-lama akan membangun bentuk pertahanan diri yang sifatnya otomatis atau refleks. Akan tumbuh rasa “daripada dijatuhkan, mendingan menjatuhkan duluan”.

Sifatnya yang reaktif membuat perilaku ini jadi nggak terlalu terlihat seperti bentuk kekerasan.

Menurut Dinda (23), awalnya dia adalah korban dalam hubungannya yang abusive. Seringkali pacar Dinda marah-marah, menyalahkan dan memanggilnya dengan panggilan kasar.

Setelah hampir setahun, bentuk dari verbal abuse yang dia terima semakin parah, mulai terjadi physical abuse, sampai diselingkuhin.

(Baca juga: Curhat Korban Verbal Abuse, Sering Dikata-katain)

Menerima abuse secara terus-menerus bisa membuat korban punya keinginan membalas. Baik itu ke pelaku awal atau yang lebih buruk justru ke orang lain yang sebenarnya enggak ada salah, demi  melampiaskan emosinya yang sudah menumpuk.

Selain tumbuh keinginan membalas, ada juga kemungkinankorban lama-lama menganggap kekerasan yang dia terima sesuatu yang biasa dan wajar.

Kalau enggak segera dicari solusi, kekerasan dalam pacaran ini bisa jadi siklus yang berbahaya, girls.

Jadi kalau kamu mulai merasa ada perilaku abusive dalam hubungan kamu, jangan dipendam sendiri ya.