Double Standard Alias Standar Ganda yang Sering Kita Temui Sehari-Hari

By Indra Pramesti, Selasa, 20 Maret 2018 | 12:50 WIB
Kamu pernah mengalaminya? (Indra Pramesti)

Double standard alias standar ganda adalah ukuran moral dengan membuat penilaian terhadap subjek yang berbeda. Contoh paling dekat yang sering kita temui adalah ketika seorang cewek menangis, maka hal tersebut dianggap wajar. Tapi ketika cowok yang menangis, cowok tersebut dianggap lemah.

Penilaian moral tersebut sering banget kita temui di Indonesia dan biasanya dilakukan sebagian orang buat mengadili perilaku orang lain yang punya perbedaan prinsip, kelompok, agama, maupun ras.

Berikut ini adalah standar ganda yang sering kita jumpai sehari-hari. Pernah mengalaminya?

(Baca juga:Pengakuan Cewek yang Berhubungan Seks Saat Remaja dengan Alasan Membuktikan Cinta & Pelajaran Agar Kita Enggak Mengikutinya)

Ketika menonton pertandingan sepak bola, enggak sedikit kita melihat mereka memakai atribut-atribut yang melambangkan klub kesukaan mereka. Sementara mayoritas penggemar fandom adalah mereka juga suka memakai atribut yang mewakili seleb atau musisi yang mereka sukai. Bahkan ada juga yang suka melakukan cosplay.

Dua kelompok ini punya tujuan yang sama, yakni sebagai bentuk mengidolakan dan menunjukkan dukungan. Sayangnya, dua kelompok ini mendapat perlakuan yang berbeda. Sebagian orang berpendapat kalau yang pendukung olahraga dianggap normal, sementara fandom dianggap sebagai sekelompok orang yang aneh, begitu pun sebaliknya.

Untuk beberapa orang, cowok yang toples di depan umum sering dianggap sebagai perilaku yang normal, sementara untuk ibu menyusui di depan umum, hal tersebut dianggap tabu, bahkan enggak jarang ada yang mendapat judgment atau bahkan dianggap enggak mematuhi norma.

Cowok yang vokal dan berani mengungkapkan pendapatnya dianggap sebagai orang yang memiliki jiwa kepemimpinan. Sementara kalau cewek yang berani menyuarakan opininya dianggap sebagai orang yang agresif, suka mengatur dan arogan.