Kasus pertanyaan “darah menstruasi enggak bisa ditahan aja kayak pipis?” yang ramai di Twitter merupakan salah satu bukti kurangnya pendidikan seks (sex education) yang didapatkan remaja di Indonesia.
Pendidikan seks dan pembicaraan lainnya seputar seks masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Hal ini sebenarnya terjadi karena sebagian besar orang hanya mengasosiasikan seks dengan porno dan sebagainya.
Padahal menurut Patricia Donovan dalam penelitiannya School-Based Sexuality Education: The Issues and Challenges; pendidikan seks memiliki tujuan utama untuk memberikan informasi kepada remaja agar menjadi berdaya dalam pergaulan sehingga bisa membuat keputusan yang bertanggung jawab untuk menjadi orang dewasa yang sehat secara seksualitas.
Bahkan menurut Menurut psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi., pendidikan seks sendiri sudah harus diberikan sebelum kita masuk usia pubertas (13 – 17 tahun).
Bagaimana remaja Indonesia mendapatkan pendidikan seks? Berikut pendapat mereka.
(Baca juga: 55% Remaja Belum Pernah Mendapatkan Pendidikan Seks)
“Di sekolah sih aku enggak pernah ya ada kelas sex ed, paling kita belajar tentang reproduksi dari kelas biologi aja.” – Dea(23)
“Kelas biologi aku membahas tentang reproduksi dengan cukup detail, ada video juga tentang anatomi-anatomi tubuh. Anak-anak di kelas juga serius mencatat dan merhatiin.” – Nisa (23)
Terkadang guru juga agak canggung membahas tentang seks sehingga memilih untuk memakai bahasa-bahasa kiasan yang justru membuat kita kurang menganggap serius.
“Di sekolahku gurunya menjelaskan tentang hubungan seksual tuh pakai bahasa-bahasa kiasan gitu. Aku dengernya malah jadi awkward ha-ha-ha.” – Nawang (18)
Membahas tentang seks dan hal lainnya yang berkaitan dengan reproduksi manusia sering kali dianggap enggak serius. Padahal ilmu ini sama pentingnya dengan mata pelajaran lain lho.
“Ya di kelas cowok-cowok suka pada ketawa-tawa sendiri gitu sih. Pokoknya enggak serius, cuma dianggap bercandaan.” –Bayu (17)
(Baca juga: 5 Film Hollywood yang Membuktikan Pendidikan Seks Itu Penting untuk Remaja)
Beberapa anak dan orang tua memang memiliki hubungan yang akrab dan enggak merasa canggung untuk ngobrolin apa saja, termasuk tentang seks.
Selain dari sekolah, pendidikan seks dari orang tua juga sangat penting. Namun hal ini masih cukup sulit dilakukan karena masih banyak orang tua dan anak yang kurang terbuka satu sama lain.
"Waktu menstruasi petama, mamaku menjelaskan ke aku tentang menstruasi dan proses reproduksi yang nanti akan aku hadapi saat dewasa. Enggak awkward sih." - Dea (23)
Banyaknya sekolah yang masih enggak memberikan pendidikan seks membuat sebagian besar remaja memilih untuk mempelajari sendiri dari buku, film, internet maupun obrolan dengan teman-teman.
Terkadang pembelajaran ini juga didapat secara enggak sengaja dan sebenarnya ini agak berbahaya karena kita tidak pernah tahu kebenaran dari sumber tersebut.
“Aku lebih banyak tahu karena ngobrol sama teman-teman sih. Mereka juga kebanyakan tahunya dari buku atau film.” – Nabila (22)
(Baca juga: 5 Alasan Remaja Harus Berani Ngomongin Pendidikan Seks)
Tweet yang heboh di Twitter tentang kesalahpahaman soal seks ini tentu bukan yang pertama kalinya terjadi.
Pendidikan seks enggak seharusnya menjadi hal yang tabu karena sebenarnya sangat penting kita dapatkan agar kita tidak lagi salah paham dan bisa membuat keputusan-keputusan yang lebih bijak dalam pergaulan.
Jangan ragu untuk bertanya kepada orangtua atau guru jika ada hal yang enggak kita pahami. Saatnya kita mulai mengubah pola pikir kalau seks itu tabu, karena ini penting banget untuk dipahami.
Untuk kamu yang bingung cara memulai ngobrolin soal seks dengan orangtua, bisa lihat caranya di sini.