Kadang saat kita sedang kumpul dengan sahabat, tanpa sengaja kita akan mengeluarkan lelucon yang bisa bikin suasana menjadi menyenanangkan.
Namun, tanpa kita sadari, kalimat yang kita ucapkan bisa membuat teman kita merasa kesal atau dikucilkan.
Maksudnya, sih, bercanda, tapi kita enggak tahu kalau omongan kita ternyata malah menyakiti orang lain atau sebaliknya.
Hal ini bisa saja terjadi, yang tadinya hanya lelucon, kemudian bisa berubah jadi bullying. Ini dia tandanya lelucon berubah jadi bullying. Wajib diwaspadai.
(Baca juga:5 Seleb Korea yang Ngaku Pernah Diganggu Hantu! Serem Banget!)
Terlalu Jauh
Lelucon terkadang bisa menyerang dan memperlakukan seseorang. Karena itu wajib untuk memperhatikan lelucon yang kita sampaikan.
Saat kita melontarkan lelucon soal orang lain, tetap bersikap menjaga perasaan mereka.
Hindari lelucon yang menyangkut masalah fisik karena itu bisa menyakiti. Lagipula, bercanda soal fisik sama sekali enggak lucu, girls.
(Baca juga: Mungkin Ini 9 Alasan Idol Kpop Cowok Sering Pakai Baju Putih. Setuju?)
Bagaimana Rasanya Dipermalukan
Kita menganggap lelucon hanya lelucon, enggak lebih. Walaupun lelucon itu menyerang orang lain, kita enggak merasa hal ini sebagai masalah besar.
Semua orang menjalaninya dan kalau dia marah berarti tandanya dia bukan teman yang seru buat bermain bersama.
Coba deh, sekali-kali posisikan diri kita pada teman yang biasanya dijadikan lelucon dan ditertawakan oleh seluruh sahabat kita.
Kita akan merasa sangat malu, dipermalukan, rendah diri dan sedih.
Bullying tetap menjadi bullying, meski dilakukan sahabat terdekat kita sendiri. Saat kita merasa dipermalukan atau diserang meski lewat lelucon berarti kita menjadi korban bullying.
(Baca juga: Sering Mengabaikan Teman Demi Pacar? Simak 6 Cara Mengatasinya!)
Saat Terjadi pada Kita
Saat kita menjadi korban bullying lelucon, hentikan dengan sikap yang dewasa dan pintar.Kalau kita terlihat emosi atau kesal, mereka akan tambah bullying kita dengan ejekan baru.
Berusaha berpikir secara jernih dan sampaikan sikap enggak suka kita lewat gerakan tubuh.
Atau kita bisa bilang kepadanya 'Oke, kali ini enggak ada yang lucu," dengan begitu mereka akan menyadarinya.
Kalau mereka tetap melakukan ejekan atau lelucon terhadap kita, tinggalkan tanpa berkata apapun. Supaya pelaku menyadari sendiri kalau perbuatannya sudah melewati batas.