Kakak akan nurut sama Mama dan Papa.
Akan rajin berdoa menyembah, membaca Alkitab, ngga takut lagi sama setan.
Kakak akan takut sama Tuhan Yesus.
Makasih Mama dan Papa sudah merawat kakak dari bayi, balita, anak-anak.
Mama sudah capek masak buat kakak, Papa kerja buat kakak.
Makasih Mama dan Papa."
Baca Juga : Mampu Hilangkan Stres, Coba Pijat Tangan di Titik-Titik Berikut ini
Begitu selesai membaca surat tersebut, Thynentie langsung menghapus air matanya.
Begitu juga Kepala Sekolah dan para staf guru lainnya.
Mereka terdiam sesaat sembari menghayati kalimat terakhir Sarah Boru Nainggolan untuk orang tuanya sebelum ia ikut dibunuh.
Baca Juga : Hendak di Otopsi, Jenazah Laki-Laki ini Terbangun dari Kematiannya
"Kita enggak tahu, enggak ada yang suruh buat surat," timpal Guru Wali, Bunga Rebista Panjaitan.
Surat itu pun kian viral lantaran ibunda Sarah Boru Nainggolan, Maya Boru Ambarita (37) yang turut jadi korban pembunuhan di Bekasi sempat mengunggah foto surat anaknya ke akun sosialnya.
Kemudian foto surat itu pun disimpan oleh guru dan tetangga untuk mengenang Sarah Boru Nainggolan. (*)
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul, “Sambil Sesenggukan, Guru Baca Surat Terakhir Sarah Boru Nainggolan Sebelum Jadi Korban Pembunuhan di Bekasi Bersama Keluarganya”