Cewekbanget.id – Bencana alam kembali melanda Indonesia.
Kali ini, Gunung Agung yang terletak di Karangasem, Bali kembali meletus.
Letusan tersebut terjadi semalam pada Kamis, 10 Januari 2019 pukul 19.55 WITA atau 18.55 WIB.
Berdasarkan data yang terekam di Pos Pemantauan Gunung api Agung di Desa Rendang, erupsi terekam oleh seismograf dengan durasi kurang lebih 4 menit dan amplitude maksimumnya sekitar 22 mm.
Sayangnya, tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut.
Gunung Agung sendiri masih berada di Level III atau Siaga dengan zona perkiraan bahaya pada radius 4 Km dari puncak kawah.
Meski demikian, pengunjung dan warga sekitar tetap diminta tidak beraktivitas dalam zona bahaya.
Warga dengan pemukiman di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga tetap diminta waspada karena bukan enggak mungkin aliran lahar mengikuti aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Meskipun letusan tersebut berbahaya dan mungkin akan menimbulkan kerusakan namun beberapa ilmuwan NASA justru menyatakan hal yang cukup mengejutkan.
Februari 2018 lalu, Ilmuwan NASA menyebutkan kalau gunung berapi yang meletus bisa melepaskan bahan kimia ke atmosfer.
Bahan kimia ini dipercaya bisa melawan perubahan iklim!
Hal tersebut mulai diteliti oleh NASA ketika Gunung Agung meletus akhir November dan secara konsisten gunung tersebut menuangkan uap dan gas ke atmosfer.
Penelitian yang dilakukan NASA ini sama seperti yang mereka lakukan kepada beberapa gunung di dunia mulai dari Gunung Tambora dan Pinatubo di Filipina.
Ketika Gunung Pinatubo meletus, ia memuntahkan sekitar satu kublik mil batu dan abu ke udara dengan 20 juta ton gas belerang dioksida ke atmosfer.
Gunung Pinatubo tersebut tidak hanya menghancurkan manusia namun seluruh dunia karena gas yang dikeluarkan menyebar ke seluruh planet.
Uniknya, gas tersebut bercampur dengan uap air yang menghasilkan tetesan super dingin atau aerosol.
Aerosol ini kemudian memantulkan dan menyebarkan sinar matahari ke bumi.
Sejumlah besar aerosol memantulkan cahaya yang cukup jauh dari bumi sehingga suhu global rata-rata turun satu derajat Fahrenheit selama beberapa tahun.
Hal ini tentu menjadi “dilema” tersendiri karena kerusakan yang ditimbulkan bisa sangat besar namun hal tersebut justru menyelamatkan dunia dan manusia dari perubahan iklim.
Kita doakan saja yang terbaik untuk bumi ya, girls!
Terpenting jaga bumi kita dengan cara sederhana yang mungkin bisa dilakukan, seperti mengurangi penggunaan plastik.
(*)
Baca Juga : Enggak Disadari, Manusia Mengonsumsi Plastik Setiap Hari. Kok Bisa?
Source | : | Kompas.com,intisari |
Penulis | : | Kinanti Nuke Mahardini |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR