3. Jangan mengompori
Kita harus tetap jadi pihak yang netral, ya. Tahan diri untuk berkomentar, karena takutnya teman yang sedang curhat merasa dapat dukungan dan berpikir kita membela mereka. Hal ini justru membuat situasi makin parah.
Kalau omongan dari salah satu teman sudah mulai terdengar jahat dan mengada-ada, kita bisa mengingatkan mereka untuk berhenti. Biasanya, orang yang emosi suka enggak memikirkan apa yang mereka bicarakan.
Jadi, di sinilah fungsi kita sebagai penengah, yaitu memastikan mereka untuk enggak saling menyakiti. Jangan justru mengompori dengan berbicara yang jahat juga.
Enggak kalah penting, kita jangan sampai menyebarkan omongan teman yang satu ke teman yang lain, karena hanya akan membuat suasana makin panas.
Baca Juga: Hormati Kobe Bryant, ARMY Batalkan Hashtag Dukungan untuk BTS di Grammy
4. Jujur tentang perasaan kita sendiri
Rasanya enggak nyaman banget saat terus-menerus mendengarkan seseorang menjelek-jelekkan orang lain.
Makanya, lebih baik kita jujur pada kedua teman yang sedang berantem tentang apa yang kita rasakan. Misalnya, ketika salah satu teman mulai menjelek-jelekkan yang lain, bilang kalau kita enggak nyaman. Pastikan mereka tahu kalau kita jujur kepada kedua pihak.
Tetapkan batas toleransi sejauh mana kita mau mendengarkan curhatan mereka, sehingga kita enggak perlu lama-lama terjebak dalam perasaan enggak enak ini.
5. Tetap berteman
Meski situasinya enggak seenak dulu, bukan berarti kita enggak bisa jalan bareng keduanya.
Mungkin kita enggak bisa pergi barengan lagi, tapi kita bisa mengatur waktu yang pas untuk jalan bareng mereka di saat yang berbeda.
Ini menunjukkan kalau kita tetap mau berteman dengan keduanya meski mereka sedang berantem. Selain itu, pastikan kalau kita membagi waktu secara adil. Oke? (*)
Pertama di Indonesia, Wardah Hadirkan Skincare dengan Retinol Microcapsule dan Ceramide Actosome
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR