Selain itu, Gerakan Pakai Masker juga mendatangi sejumlah tempat pariwisata untuk mengingatkan tentang pentingnya pakai masker.
Baca Juga: Viral! Ternyata Gini Cara Memakai Masker Agar Pas dan Rapat di Wajah!
Setiap tempat yang didatangi memerlukan cara yang berbeda, salah satunya dengan mengingatkan untuk memakai masker untuk mencegah kluster baru karena jika itu terjadi, maka tempat tersebut akan langsung ditutup dan aktivitas mencari nafkah menjadi terhambat.
“Beda lagi saat melakukan sosialisasi pakai masker ke pesantren. Kalau di pesantren, hubungan santri dan kyai sangat erat, apapun yang dikatakan kyai akan dipatuhi. Jadi kita sebut bahwa Pak Kyai mewajibkan santri untuk memakai masker. Setelah itu, baru kita jelaskan kepana harus pakai masker,” lanjut Sigit.
Di samping itu, Sigit menyarankan, adanya perubahan manajemen penanganan pandemi dengan menggunakan pendekatan batas wilayah pemerintahan ke pendekatan kota raya dan berdasarkan pergerakan manusia yang ada di kota tersebut.
“Menurut saya perlu dibentuk Satgas Jakarta Metro Raya, yang akan menangani 32 juta penduduk. Karena sebagian besar yang beraktivitas di Jakarta kan tinggal di kota sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi," kata Sigit.
Virus memang enggak mengenal batas imajiner atau batas wilayah pemerintahan yang diciptakan oleh manusia, melainkan mengikuti pergerakan manusia.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR