CewekBanget.ID - Sulit rasanya kalau enggak membayangkan berbuka puasa dengan kenikmatan es buah atau sirup es sebagai pelepas dahaga dan mendinginkan tenggorokan yang kering selama berpuasa berjam-jam, ya.
Makanya, ketika waktu berbuka puasa tiba, kita biasanya langsung menyerbu minuman dan takjil dingin yang menyegarkan.
Tapi katanya berbuka puasa dengan air hangat jauh lebih menyehatkan saat #PowerUpRamadhan, lho! Jadi lebih baik yang mana?
Baca Juga: Tubuh Syok dan 4 Alasan Kita Enggak Boleh Minum Air Dingin Saat Sahur!
Dampak Minum Air Dingin
Minum air dingin saat berbuka puasa dapat menyebabkan kita lebih mudah sakit.
Pasalnya, minum air dingin dapat memproduksi lendir berlebih pada tubuh yang mampu menurunkan fungsi sistem pertahanan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit.
Khususnya saat minum es, daerah tenggorokan bakal paling terkena dampaknya.
Ini terjadi karena imun turun, lalu virus atau bakteri masuk.
Virus atau bakteri ini kemudian bisa juga membuat radang atau infeksi saluran pernapasan dengan salah satu gejalanya berupa demam.
Minum air dingin saat kondisi perut masih kosong juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan meningkatkan risiko maag.
Dianjurkan Air Hangat
Maka dari itu, minum air hangat untuk berbuka puasa lebih disarankan karena enggak menimbulkan efek samping seperti ketika kita meminum air dingin atau es.
Efek buruk dari minum air dingin sendiri timbul karena kondisi perut masih kosong setelah puasa dan lambung yang menerima cairan dengan suhu berbeda dari suhu tubuh akan mengalami kontraksi.
Baca Juga: Lebih Baik Mandi Air Dingin atau Air Hangat? Ini Kelebihan Keduanya!
Selain itu, minuman dingin dapat menimbulkan sakit kepala ringan sehingga kita dianjurkan untuk mengonsumsi minuman biasa atau hangat saat berbuka puasa.
Kita boleh kok meminum atau menyantap hidangan dingin seperti es atau sejenisnya, tapi lebih baik dilakukan beberapa saat setelah makan besar dan minum air biasa terlebih dulu.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR