CewekBanget.ID - Buka puasa itu enggak boleh ditunda, girls.
Kalau adzan Maghrib sudah berkumandang, buka puasa harus segera dilaksanakan.
Bukan karena tergesa-gesa setelah puasa seharian, tapi buka puasa enggak boleh ditunda karena ada penjelasan ilmiahnya.
Baca Juga: Bolehkah Pakai Sheet Mask dan Produk Perawatan Wajah Saat Berpuasa?
Dilansir dari laman Kompas.com, menurut Dr Johanes Casay Candrawinata, MND, SpGK, spesialis gizi dari Melinda Hospital, Bandung, menunda buka puasa itu enggak baik buat tubuh kita!
Kadar Gula Turun
Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL.
Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi.
Pada saat tidak puasa, asupan makanan diubah oleh tubuh, salah satunya menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Baca Juga: Merasa Ngantuk Pada Siang Hari, Atasi Lewat 5 Cara Ini, Mantap!
Glukosa merupakan sumber energi otak yang utama.
Jika kadarnya menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.
Gejalanya antara lain, kelemahan, pusing, kelelahan, konsentrasi yang buruk, berkeringat, merasa gemetar, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik, sakit kepala, dan jantung berdebar.
Gejala-gejala ini umumnya muncul di sore hari.
Tubuh Lebih Dehidrasi
Dengan tidak adanya cairan yang masuk sejak sahur hingga berbuka, tubuh bisa memasuki dehidrasi.
Dehidrasi dapat menyebabkan disorientasi otak dan menganggu kerja organ tubuh secara keseluruhan.
Segera minum air putih atau jus segar begitu tanda waktu berbuka terdengar, perbanyak minum air putih mulai saat berbuka hingga waktunya sahur.
Baca Juga: Wajib Coba, Tips Makeup Simpel Biar Tetap Segar Selama Puasa!
Sakit Lambung
Gastritis atau sakit lambung terjadi akibat asam lambung selama puasa lebih lama kontak dengan dinding lambung. Jadi kita harus segera berbuka.
Cara lain untuk menghidari sakit lambung adalah enggak makan berlebihan.
Jangan lupa makan makanan berserat dan buah-buahan untuk menetralkan keasaman dan membuat Anda kenyang tanpa makan berlebihan.
(Ifnur Hikmah)
(*)
Penulis | : | None |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR