CewekBanget.ID - Masalah pengangguran di Indonesia masih menjadi persoalan yang belum usai.
Bukan hanya karena lapangan kerja yang sempit, persaingan yang ketat, dan faktor kompetensi pelamar kerja, kini permasalahan ini juga dipersulit dengan situasi pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia.
Untuk itu, pemerintah pun makin gencar menata program vokasi di Indonesia, yang dinilai mampu menyediakan kesempatan kerja dengan prospek yang lebih baik bagi lulusannya.
Baca Juga: Apresiasi Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Gelar DUDI Awards 2021
Fyi, program vokasi memiliki sistem link and match yang konon bisa mengatasi masalah pengangguran. Kok, bisa? Kayak gimana, ya?
Mengatasi Masalah Pengangguran
“Mungkin dari tahun ke tahun, pengangguran dari lulusan SMK sudah berkurang,” kata Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, melalui video dalam kanal YouTube resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, “Tetapi masih dianggap terlalu banyak di tengah harapan besar rakyat Indonesia, pendidikan vokasi akan mampu menghasilkan SDM yang kompeten dan unggul.”
Tanpa link and match vokasi, perusahaan kerap kesulitan menemukan calon karyawan yang kompeten sekaligus memiliki kemampuan sesuai kebutuhan.
Baca Juga: Kenalan Dulu, Ini Unit dan Struktur Organisasi Ditjen Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi!
Nah, link and match ini dapat menghasilkan lulusan yang bisa lebih cepat menjawab kebutuhan industri, karena SDM lulusan program ini telah dibentuk supaya memiliki hard skill, soft skill, serta kejujuran dan integritas, dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Pasalnya, lewat program vokasi jenjang D2, Kemendikbudristek merencanakan program fast track yang dapat membantu lulusan SMK hanya perlu menempuh jenjang kuliah selama 1 semester saja, lho!
“Setelah di SMK lulus 3 tahun, itu masuk semester 1 di Politeknik. Jadi mahasiswa, kuliah di Politeknik, terus semester 2 dan 3 ke industri untuk magang tapi ada pembelajarannya. Training sambil magang,” jelas Pak Wikan usai menghadiri kegiatan bimbingan teknis untuk Penyelenggaraan Program Diploma Dua Jalur Cepat di Bekasi, Senin, (22/11/2021).
Memastikan Kompetensi Lulusan Sesuai Kebutuhan Industri
Yang sering terjadi, perusahaan atau instansi kesulitan mencari karyawan yang sesuai kriteria atau kebutuhan mereka karena kurangnya kesiapan para pelamar kerja.
Entah itu karena kompetensi yang belum mumpuni, keahlian yang enggak sesuai, hingga sikap individu pelamar yang dianggap belum siap kerja.
Ditambah lagi, enggak jarang perusahaan membutuhkan karyawan yang tepat dalam waktu yang singkat.
Link and match pun memastikan kita bisa mendapatkan pekerjaan dan perusahaan mendapatkan karyawan yang sesuai, dengan waktu yang lebih cepat tanpa harus menunggu sang pelamar kerja mencapai jenjang pendidikan tertentu.
Yang penting, keahlian yang kita miliki telah teruji dan tersertifikasi secara sah, serta kita telah disiapkan untuk langsung bekerja karena kita telah melalui sistem Project-Based Learning (PBL).
PBL sendiri adalah program yang memberikan kita kesempatan untuk belajar lewat proyek nyata dari industri, yang melatih kita untuk menghasilkan produk dan melakukan problem solving yang nyata.
Baca Juga: Apa Itu Program Vokasi? Persiapan Kompetensi untuk Dunia Kerja Nih!
Memastikan Lulusan Memiliki Hard Skill dan Soft Skill
Nah, karena kita sudah pernah ‘terjun’ ke lapangan kerja lewat magang atau program D2 fast track, kita sebagai lulusan vokasi pun jelas memiliki hard skill yang sesuai kebutuhan kerja sekaligus soft skill untuk menunjang karier.
Inilah yang membuat program link and match vokasi dapat menghasilkan berbagai lulusan kompeten dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri.
Sudah kompeten, punya skill, dan bisa menyajikan attitude yang baik, tentunya sudah enggak ada lagi alasan untuk menganggur terlalu lama setelah lulus, deh!
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR