Haters gonna hate, hate, hate. Daripada mikirin haters, Taylor fokus melakukan apa yang dia suka dan dengan caranya sendiri, ia berusaha menaklukkan dunia, ha-ha-ha. Intip 3 cara Taylor Swift menguasai dunia ini, girls!
(Baca juga: Taylor Swift, Role Model Yang Menginspirasi)
Temenan sama orang yang menginspirasinya
Apapun komentar pedas dan sinis orang soal Taylor Swift, dia enggak peduli. Dia punya sejumlah cara untuk menghadapi semua itu. Salah satunya adalah punya sahabat cewek. Kalau melihat Instagram Taylor kelihatan gimana dia punya jaringan pertemanan cewek yang luas banget. Mulai dari Karlie Kloss, Lorde, Emma Stone hingga Lena Dunham.
Agak unik nih awal pertemanan Taylor dengan Lena. Taylor yang kala itu tergila-gila dengan serial ini, mem-follow Twitter Lena sembari men-twit soal kekagumannya. Kebetulan juga Lena men-twit soal Taylor Swift. "Aku sempat takut kalau dia sedang (nge-twit) sindiran, tapi aku coba tetap follow dia. Lima menit kemudian, aku dapat DM dari dia," kenang Taylor. Dan sejak saat itu pertemanan mereka terjalin. Taylor memuji Lena yang punya pandangan kuat soal feminisme dan cewek.
"Aku dan teman-teman cewekku ngobrol banyak soal feminisme dan gimana ketidaksetaraan antara cewek dan cowok. Kenapa kalau cowok nge-date dengan banyak cewek dianggap misterius, lucu dan seksi. Sementara kalau cewek nge-date dengan tiga atau empat cowok, dia dibilang 'serial dater' Ini juga yang memunculkan ide di kepala anak 12 tahun untuk menyebut orang lain 'cewek murahan' di internet," ucap Taylor serius.
(Baca juga: Taylor Swift, Fakta Unik Yang Harus Kita Ketahui)
Membela cewek tapi bukan anti cowok
Ngomongin soal feminisme dan kesetaraan cewek, Taylor merasa sekarang dia dapat perspektif baru. Dulu dia khawatir kalau ngomong ini akan membuat fans cowoknya merasa terasingkan. Tapi lain lagi sekarang.
"Aku sering punya masalah dengan istilah itu. Buat beberapa orang itu artinya anti-cowok dan bukan soal hak yang sama antara cowok dan cewek. Buat aku feminis itu artinya cewek menginginkan kesempatan yang sama dengan cowok. Aku rasa sekarang pun remaja udah enggak terlalu takut dijuluki sebagai feminis," ucapnya.
Penulis | : | Muti Siahaan |
Editor | : | Muti Siahaan |
KOMENTAR