Aku mengambil kado itu, "Ha-ha, untung saja kado itu tidak kubuka. Kalau ngeliat cokelat aku memang suka tidak tahan untuk memakannya. Turunan dari Mama, sih. Eh, kamu tahu aku suka makan cokelat?"
"Tentu saja aku tahu. Aku pernah melihatmu menangis gara-gara cokelat di kantin sekolah habis. Aku pun sering melihat ada sisa cokelat yang nempel di gigimu," jawab Aldo.
Aku nyengir. "Sekarang ada cokelat yang nempel?"
Aldo memperhatikan gigiku, "Enggak ada. Aku rasa hari ini kamu belum makan cokelat. Benar, kan?"
"Betuuuul." Aku mengacungkan jempol ke arah Aldo.
"Oh ya, kado yang kemarin mana?"
"Ups, ketinggalan di rumah."
"Ya sudah, pulang sekolah nanti langsung kamu buang, ya.'
"Sip. Hmm... boleh kubuka kadonya?"
"Ya, tentu saja," jawab Aldo.
Aku membuka kado itu dengan hati-hati. Tampak sebuah kue cokelat mungil berbentuk hati dengan ukiran huruf A dan V di atasnya.
"Nama kue itu Do Ra the Chocolate," kata Aldo.
"Do Ra?"
"Ya, Aldo dan Vira. Cobalah."
"Hi-hi, manis sekali sih kamu, Do. Untung namanya bukan Dora the Explorer," kataku sambil tersenyum. Aku menggigit kue itu.
"Gimana? Enak?"
"Enak banget. Harusnya kamu buka toko kue cokelat. Aku pasti bakal beli tiap hari."
"Kalau aku buka toko kue cokelat, setiap hari aku bakal kirimin kue cokelat spesial buat kamu. Gratis, kamu enggak perlu beli, Ra."
"Huu... gombal!"
"Haha..." Aldo tertawa. "Oh ya, Ra. Aku... aku... aku mau minta maaf sama kamu."
"Minta maaf? Buat apa?" tanyaku heran.
"Waktu aku nembak kamu, aku memberi setangkai bunga matahari, kan?"
"Iya. Memang kenapa?"
"Sebenarnya bunga matahari itu aku petik dari halaman rumahmu. Maaf ya aku enggak minta izin dulu." Aldo meringis.
Gubrak!
***
"Ini punya siapa, ya?" gumam Mama ketika melihat sebuah kado mungil yang tergeletak di meja ruang tamu. Mama lalu membuka kado itu dan langsung memakan cokelat yang ada di dalamnya.
Oleh: Erma Rostiana D.
Cantik yang Berkesadaran, ParagonCorp Ajak Beauty Enthusiast Terapkan Conscious Beauty Lewat Beauty Science Tech 2024
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR