Pengguna Twitter di Turki melaporkan bahwa situs media sosial itu telah diblokir di negara itu.
Sejumlah pengguna yang hendak membuka situs Twitter.com dialihkan ke sebuah laman berisi pernyataan oleh regulator telekomunikasi Turki.
Laman itu menyatakan bahwa pengadilan memerintahkan diberlakukannya "upaya-upaya perlindungan" atas situs tersebut.
Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menegaskan akan "menghapus Twitter" menyusul link dugaan korupsi oleh orang-orang di lingkaran dekatnya.
Wartawan BBC James Reynolds di Istanbul melaporkan bahwa ia tidak bisa mengakses Twitter.
"Saya tidak peduli apa yang dikatakan oleh komunitas internasional. Semua orang akan melihat kekuasaan Republik Turki," kata Erdogan pada hari Kamis (20/3).
Ia berbicara setelah sejumlah pengguna mempublikasikan dokumen yang melaporkan bukti-bukti korupsi terkait dengan sang perdana menteri, klaim yang telah ia bantah.
Kantornya mengatakan bahwa Twitter tidak merespon perintah pengadilan Turki untuk menghapus beberapa tautan, dan memaksa Ankara untuk bertindak.
Twitter belum mengomentari isu ini. Ada sekitar 10 juta pengguna Twitter di Turki. Pada 2010, negara itu mencabut blokir atas YouTube.
(bbc.co.uk/Indonesia/nationalgeographic.co.id, foto: wtfrly.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR