Menurut psikolog Ratih Ibrahim, ini adalah lima alas an utama penyebab cowok selingkuh.
Balas dendam
Balas dendam terhadap segala sesuatu yang pernah terjadi di masa lalunya. Traumanya. Trauma yang bagaimana? Setiap orang mengalami pengalamannya sendiri-sendiri. Karena itu sifatnya sangat subjektif. Bukan dikarenakan oleh sebuah penyebab yang sama.
Misalnya pada satu orang bisa saja karena di suatu saat di masa lalunya ia dikhianati kekasihnya. Sehingga kemudian ia melakukan hal yang sama. Atau bahkan bisa jadi bukan ia sendiri yang mengalaminya melainkan orang lain, misalnya orangtuanya, saudaranya, atau sahabatnya. Lalu ia mengambil pengalaman luka itu sebagai alasan untuk mendendam.
Atau bisa juga sebagai bentuk pembalasan atas pelecehan-pelecehan yang pernah dialaminya. Baik memang secara sungguh-sungguh ia alami maupun yang sebetulnya hanya ada dalam pikirannya sendiri saja. Misalnya bahwa ia jelek, miskin, pendek, aneh, dan berbagai alasan lain sehingga ia tidak cukup berharga bagi pasangannya.
Bahkan bisa saja ia melakukan perselingkuhan sebagai bentuk pembalasan dendam terhadap ketakutan-ketakutannya sendiri, pemikiran-pemikirannya sendiri.
Kebutuhan untuk mengisi kekosongan dalam dirinya
Pada dasarnya setiap orang butuh untuk bisa eksis sehingga kehadirannya di dalam hidup ini dihayatinya sebagai bermakna. Meski demikian, pada dasarnya ada ruang-ruang kosong yang menanti untuk diisi dalam diri setiap orang.Keterisian kekosongan itu menjadi dambaan pada kita, baik kita sadari maupun tidak.
Secara sadar maupun tidak kita berupaya untuk mengisi ruang kosong tersebut. Kita lalu melakukan pencarian-pencarian. Dan ketika kita bertemu dengan seseorang kita merasa adanya kecocokan yang timbul akibat chemistry yang terjadi ketika ada sebuah relasi. Chemistry yang terjadi menimbulkan sensasi rasa yang indah, seperti rasa senang, pas, suka, bahagia, cinta, dan lain sebagainya. Dan kita merasa dia adalah our soul mate, pasangan hidup kita.
Masalahnya sekarang adalah, apakah satu orang saja cukup untuk memenuhi seluruh ruang kosong yang kita miliki dalam diri kita itu? Jawabnya, tentu saja tidak. Karenanya, setelah beberapa waktu kemudian, ketika masa bulan madu relasi usai, kita kembali merasakan adanya ruang-ruang kosong yang masih tetap kosong, dan belum terpenuhi.
(k. tatik/intisari-online.com, foto: screenpicks.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR