Sosial media memang terkenal karena banyaknya manfaat yang ddapat. Ternyata, sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram dan sosial media lainnya bisa dijadikan sebagai sarana membuat perubahan dan menjadi seorang pemimpin, girls. Seperti yang disampaikan oleh Mohamad Al Marzooqi, vice president Mobile Network, Etisalat Group di hari ke-dua acara Global Forum For Youth Leader On Drug Use Prevention, Abu Dhabi, 11 Februari 2014.
Di kesempatan ini, beliau bercerita tentang pengalamannya waktu menggunakan sosial media. "Saya menggunakan sosial media dalam menyampaikan ide-ide sehingga bisa mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, ujar Mr. Mohamad.
Mr. Mohamad menyarankan kita sebagai generasi muda untuk lebih memanfaatkan sosial media untuk menyampaikan ide dan pikiran yang dimiliki. "Jika kamu punya mimpi, gunakan sosial media untuk menyampaikannya kepada dunia luar. Sehingga, jika ada yang punya gagasan sama, bisa bekerjasama dan membuat perubahan," tambahnya.
Dan, sosial media jadi salah satu cara yang tepat untuk menyadarkan akan bahaya narkoba. Mr. Mohamad menyarankan kita agar mulai membuat perubahan yang berarti bagi lingkungan. "Caranya, kenali jenis target yang dituju sehingga bisa memilih sosial media yang tepat," tambahnya.
3 Musuh Utama Untuk Menjadi Pemimpin
Dalam acara ini, peserta juga diajarkan tentang leadership sehingga nantinya bisa membantu dalam upaya pencegahan narkoba saat kembali ke negara masing-masing. Menurut Dian Anis Purbasari, Programme Manager, Academy For Clean And Sustainability, ada tiga musuh utama yang dihadapi setiap orang ketika ingin berbuat perubahan dan menjadi pemimpin.
Pertama, VoJ atau Voice of Judgements, suara yang muncul dari dalam pikiran dan menghakimi setiap ide yang muncul. Sehingga kita tidak pernah tergerak dalam mewujudkan ide tersebut.
Ke-dua, VoC atau Voice of Cynicism, suara bernada sinis dandan skeptis yang meragukan setiap ide aatau gagasan kita. Ke-tiga, VoF atau Voice of Fear. Dian membagi lagi Voice of Fear ini ke dalam tiga hal, fear of death, fear of invection, dan fear of failure. "Fear of Failure jadi tantangan terbesar dalam leadership karena kita cenderung takut untuk maju karena ada ketakutan akan kegagalan. Untuk bisa menjadi pemimpin, kita harus mengurangi semua hal tersebut," tambah Dian.
(iif)
KOMENTAR