Pepatah mengatakan kalau kita harus menerima orang apa adanya. Tetapi, kalau cowok kita memiliki sifat buruk yang merugikan dan tidak bisa ditolerir lagi? Apa kita tetap harus menerima dia apa adanya? Bila kita sudah merasa muak dengan hubungan yang tidak sehat, saatnya untuk mengakhiri hubungan dengan pacar.
Pacar posesif berlebihan
Kalau pacar enggak cemburu kita dekat sama cowok lain memang bikin sebal. Tapi, lebih sebal lagi kalau punya pacar yang posesifnya berlebihan. Dia enggak mengijinkan kita berteman dengan cowok lain, enggak boleh dandan dan pakai baju bagus karena takut cowok lain ngelirik kita. Pacar atau satpam sih? Lebih baik putus saja, daripada hubungan semakin serius, dan masa muda kita berakhir sia-sia.
Akhiri hubungan secara face-to-face, karena apabila kita mengatakan lewat SMS atau telepon ada kemungkinan kita bisa diteror olehnya. Lagipula, akan lebih sopan apabila kita mengatakannya secara langsung.
Jangan katakan "lebih baik kita berteman saja," atau "mungkin suatu saat kita bisa bersama lagi," kata-kata seperti ini akan membuat dia berharap bisa balikan sama kita.
Lebih baik katakan kalau kita tidak memiliki perasaan padanya seperti dulu. Jangan mengatakan seakan-akan perubahan perasaan kita itu karena kesalahannya karena bisa memicu pertengkaran.
Ganti password semua akun sosial media dan juga email kita begitu putus. Buat jaga-jaga saja.
Ringan tangan
Lebih parah dari cowok posesif yaitu cowok yang suka ringan tangan alias suka menggunakan kekerasan ke kita. Jangan berharap cowok ini bakal berubah, semakin lama kita berpacaran sama cowok ini akan semakin sulit kita lepas.
Menurut psikolog, perilaku abusive terjadi karena pria berpikiran untuk "menguasai pasangan" dalam berpacaran. Beberapa pria akan merasa bangga dan tersanjung jika pacarnya selalu menuruti kemauannya, apabila si perempuan tidak menurut maka ia akan dihadiahkan kekerasan, agar si perempuan tahu siapa yang berkuasa dalam hubungan
Lebih baik pilih tempat yang ramai kalau ingin putus dengan pacar kita yang abusive. Dia akan menjaga tindakannya depan publik, sehingga enggak usah takut kita akan disakiti sama dia.
Bila si cowok mengatakan dia akan berubah menjadi lebih baik, jangan percaya. Kalau kita mudah memaafkan dan menerimanya kembali, si cowok tetap tidak berubah karena dia berpikiran kita sangat menyayanginya sehingga perlakuan apapun kita terima.
Coba kita pikir lagi, kalau cowok itu memang sayang sama kita dia pasti enggak akan menyakiti kita dong.
Carilah bantuan dari orang dewasa apabila perlakuan kasar yang kita terima sudah keterlaluan dan menyebabkan luka-luka.
Pengguna obat terlarang
Duh, pacar suka menenggak obat terlarang? Daripada capek mengomel dan menasihatinya terus biar berhenti nge-drugs. Lebih baik putuskan saja agar menghemat waktu dan tenaga kita.
Akhiri hubungan baik-baik, katakan alasan putusnya adalah karena kita sudah enggak sayang lagi. Kalau kamu beralasan karena hobi nge-drugs-nya, si cowok akan berjanji berubah dan akhirnya kamu termakan janji palsunya (lagi).
Berikan nasihat juga agar dia berubah dan menjalani hidup tanpa drugs, agar dia tahu walaupun berniat putus kita tetap baik sama dia. Jaga-jaga agar dia juga enggak kecewa berat sampai ngobat sebanyak-banyaknya karena patah hati.
Menurut psikolog enggak mudah untuk dapat keluar dari lingkaran masa lalu penggunaan obat-obatan. Pikirkan masa depan kita, kita bisa mendapat cowok yang lebih baik.
Cowok matre
Kita enggak masalah sih kalau enggak dibayarin sama pacar kalau makan. Tapi, kalau si pacar malah ngelunjak bikin kita membayar setiap kencan, minta dibelikan pulsa dengan alasan buat menghubungi kita dan bahkan minta dibeliin barang ini itu. Wah, sudah enggak beres nih.
Buat apa mempertahankan hubungan yang merugikan seperti ini. Gunakan alasan lain untuk putus, keuangan adalah hal yang sensitif untuk dibicarakan.
Jangan meminta balik semua yang pernah kita berikan. Yang penting kita lepas dari dia.
KOMENTAR