Taman Nasional Baluran, biasa disebut dengan Africa Van Java karena terkenal dengan ekosistem savana dan hewan-hewan yang ada di sana. Dengan pemandangan yang seperti hutan dan alam liar, Taman Nasional Baluran yang terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, merupakan salah satu taman nasional tertua di Indonesia.
Dengan adanya savanna, satwa liar, dan matahari yang terik membuat Baluran makin terlihat seperti Afrika. Menurut Kepala Taman Nasional Baluran Emy Endah Suwarni suhu pada saat musim kemarau bisa mencapai 40 derajat celcius.
Dari luas Taman Nasional Baluran yang mencapai 25.000 hektar, hampir di seluruh penjurunya adalah savana. Savana ini menjadi habitat untuk hewan banteng jawa, rusa timor, sampai kerbau liar. Salah satu savana terbesar di Baluran adalah savana Bekol yang luasnya mencapai 300 hektar.
Masalah ekosistem
Namun, savana yang menjadi habitat para tumbuhan dan hewan di Baluran sedang mengalami masalah. Ekosistem savana di Baluran terus 'tergusur' akibat semakin besarnya pertumbuhan akasia yang menjadi parasit. Pesatnya pertumbuhan akasia berawal dari seringnya terjadi kebakaran di Baluran pada tahun 1960.
Luas savana yang sebelumnya mencapai 10.000 hektar, kini hanya tinggal 3.000 hektar. Karena penyusutan ini, populasi hewan, khususnya untuk banteng jawa pun semakin berkurang. Yaitu, dari 338 ekor dan pada tahun 2012 hanya tinggal 26 ekor!
Namun, Baluran tetap menjadi magnet bagi pengunjung yang selalu meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2011 pengunjung mencapai 28.851 orang, sedangkan di tahun 2012 pengunjung melonjak mencapai 32.674 orang. Tidak hanya dari penduduk Indonesia saja, turis asing pun banyak yang telah mengunjungi Baluran.
Selain pemandangan hutan dan banyaknya fauna, Baluran juga mempunyai tempat wisata lain. Antara lain terdapat pantai, mangrove, hutan rawa asin, hutan hujan tropis, pegunungan, dan gugusan terumbu karang.
(atifa, foto: nusantara.asia)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR