Sembilan Mei 2012, hari di mana banyak hati yang gelisah karena kehilangan kontak dan informasi dengan orang yang mereka cintai. Sebanyak 37 penumpang dan delapan awak pesawat yang terbang dengan Sukhoi Superjet 100 tiba-tiba hilang dari radar. Baru keesokan harinya, diketahui kalau pesawat ini mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Bogor. Indikasinya adalah puing-puing pesawat yang terlihat di salah satu tebing gunung ini.
Pencarian dan upaya penyelamatan pesawat yang terbang dalam rangka Joy Flight alias penerbangan demonstrasi itu pun dimulai. Karena dalam rangka penerbangan demonstrasi, para penumpang adalah undangan dan jurnalis dari berbagai media, termasuk di antaranya adalah Dody Aviantara dan Didik Nur Yusuf dari majalah Angkasa salah satu media dari Kompas Gramedia Majalah.
Setelah dilakukan hingga Jumat (18/5) kemarin, upaya penyelamatan korban pun dihentikan. Semua penumpang dan awak kapal dinyatakan meninggal dan hari ini, Rabu (23/5) para pihak keluarga akan menerima jenazah para korban yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
Selain Dody dan Didik, korban lainnya adalah 14 penumpang dari maskapai penerbangan Sky Aviation, tiga jurnalis Indonesia Ismiati Soenardi, Aditya Sukardi dari Trans TV dan Femi Adi dari saluran berita Amerika Serikat Bloomberg News. Peter Adler dari Sriwijaya Air memiliki paspor Amerika Serikat. Salah satu penumpang, Maria Marcela, adalah warga negara Italia dan Nam Tran dari Esnecma memegang paspor Prancis.
Kecelakaan yang masih dalam penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Karena bagian black box yang ditemukan hanya Cockpit Voice Recorder (CVR) yang berisi rekaman percakapan di kokpit juga masih dalam penyelidikan, ditambah belum ditemukannya Flight Data Recorder (FDR) pesawat buatan Rusia ini.
(astri)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR