Berbekal dua album berjudul 19 dan 21 yang sukses berat memompa semangat Adele untuk mengerjakan ramuan baru untuk album ketiganya nanti. Mengumpulkan materi sampai belajar menggunakan software musik dilakukan Adele dengan antusias. "Aku udah mengumpulkan berbagai materi untuk menulis lagu baru. Aku pengin album ini jadi sedikit bernuansa (musik) akustik dan mengawali lagu-lagunya dengan piano. Aku ingin menulis liriknya, merekam musiknya, dan memproduksi albumku sendiri. Mungkin proses pengerjaan album ini jadi agak lama karena aku ingin mengerjakan semuanya dengan caraku sendiri. Sound engineer aku akan datang ke rumahku untuk meng-install software audio yang aku butuhkan untuk rekaman dan mengajarkanku cara menggunakannya."
belajar dari supir bus
Tanggal 28 Januari tahun 2008 jadi hari yang enggak terlupakan buat penyanyi asal London ini. Hari itu album pertamanya dirilis. Cuma selang seminggu, album yang diberi judul 19 ini langsung menduduki peringkat pertama di UK Charts (tangga lagu terkenal di Inggris). Hometown Glory, single pertamanya, yang udah ngehits beberapa bulan sebelum albumnya dirilis pun bikin Adele makin bersinar.
"Aku menulis Hometown Glory dengan gitar, dan ini satu-satunya lagu yang aku buat dari awal sampai selesai. Lagu ini semacam curhatan yang ngingetin untuk menghargai kenangan indah atau buruk dari kampung halaman kita. Cuma London yang bisa membuatku merasa nyaman," ucap cewek yang suka memberi nama albumnya sesuai dengan umurnya saat mengerjakan album tersebut ini.
Saat tur mempromosikan album pertamanya, tiba-tiba aja Adele jadi akrab dengan supir bus turnya. Tapi, keakrabannya itu malah menambah pengetahuan Adele soal musik country. "Dia (supir bus turnya) mendengarkan semua lagu country yang keren, lalu kita membahas musiknya semalaman. Aku senang banget ngobrol sama dia, soalnya aku enggak banyak dengerin musik country selama tumbuh jadi remaja. Itulah kenapa album keduaku terdengar berbeda dengan album pertama, karena aku memberikan sentuhan musik country di lagu-lagunya."
setia menghibur telinga
Tiga tahun kemudian, album keduanya 21 dirilis. Lagi-lagi curhatannya lewat lagu bikin albumnya ini laku keras. Ratusan ribu keping CD-nya terjual seminggu setelah dirilis. Rasa sakit hati, kegalauan, dan keinginan untuk mengubah sifat buruk mendominasi tema lagu di album 21.
"Menuangkan perasaan marah dan sedih jadi terapi yang murah buatku. Dari kecil aku enggak bisa menuangkan perasaanku dan bilang langsung ke orang yang membuatku kesal. Dulu aku terbiasa menggambar (sesuai emosi yang dirasakannya) lalu memberikan gambar itu aku ke orang yang bersangkutan. Dan, sekarang saat aku galau, aku menuangkannya lewat lagu," cerita cewek yang mengidolakan ibunya ini.
Setelah berhasil jadi bintang dunia Adele enggak berubah. Ia tetap jadi Adele yang apa adanya dan enggak peduli dengan tubuh besarnya. "Walaupun aku mengagumi bentuk tubuh Lady Gaga dan Katy Perry yang bagus, tapi itu enggak berarti apa-apa buatku. I don't make music for eyes. I make music for ears," kata Adele.
isma
Penulis | : | cewekbanget |
Editor | : | CewekBanget |
KOMENTAR